Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Datangi Kantor Polisi, Minta Kasus Sopir Truk Tewas Diamuk Massa Diusut Tuntas

Kompas.com - 04/03/2020, 12:57 WIB
Junaedi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Namun, penyebab sebenarnya adalah Yunus tewas dipukuli karena warga menuduh Yunus menabrak seorang warga setempat bernama Demianus.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan. Saat itu, Demianus yang mengendarai sepeda motor melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Dogiyai menuju Distrik Kamu Utara dan kemudian menabrak babi.

Damianus tidak dapat mengendalikan motornya dan oleng ke kanan lalu terserempet bemper mobil truk yang di kemudikan Yus Yunus yang datang dari arah berlawanan sehingga mengakibatkan Demianus meninggal di tempat kejadian.

Waterpauw mengaku, petugas berupaya untuk melindungi sopir truk tersebut.

Baca juga: Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi, Kapolda Sebut Sulit Diungkap karena Kurang Saksi

Saat itu posisi Yunus sopirberada di pinggir jalan dan sudah dikerumuni massa.

"Kami berupaya mengevakuasi sopir ke dalam mobil patroli. Namun, dengan situasi massa yang mulai brutal sehingga sopir truk tersebut terseret dari dalam mobil, sehingga kami memberikan tembakan peringatan sesuai perintah Wakapolsek dan situasi massa semakin brutal," tutur Waterpauw.

Tembakan peringatan yang dikeluarkan polisi rupanya tidak membuat massa membubarkan diri dan suasana justru menjadi semakin panas. Setelah sopir truk dikeroyok hingga terjatuh, kemudian massa membubarkan diri.

Polisi kemudian meminta bantuan untuk menyiapkan ambulans untuk mengevakuasi korban Demianus Mote ke puskesmas. Namun, dari pihak keluarga dibawa ke kediamannya.

Selanjutnya polisi mengevakuasi Yus Yunus ke dalam mobil patroli untuk dibawa ke puskesmas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com