Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Sopir Tewas Diamuk Massa, Polisi Dinilai Lalai, Bukan karena Tabrak Babi hingga Bupati Minta Maaf

Kompas.com - 01/03/2020, 06:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang sopir asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Yus Yunus (26) tewas menjadi korban aksi main hakim sendiri.

Peristiwa itu terjadi di Jalan Trans Nabire, Dogiyai Papua, Minggu (23/2/2020).

Ironisnya, aksi penghakiman massa itu berlangsung di hadapan beberapa anggota polisi bersenjata.

Berikut fakta yang dihimpun oleh Kompas.com terkait tewasnya Yus lantaran dihakimi massa:

Baca juga: Bupati Dogiyai Sebut Sopir yang Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi Bukan karena Tabrak Babi

1. Bukan karena tabrak babi

Ilustrasi garis polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi garis polisi.
Melansir Tribunnews, peristiwa bermula ketika Yunus mengendarai truk dan melintas di Jalan Trans Nabire, Dogiyai.

Yunus berhenti saat mengetahui ada warga bernama Damianus tewas setelah menabrak babi.

Yunus melaporkan hal tersebut dan menuju ke lokasi bersama polisi.

Namun massa mengganggap Yunus yang menabrak Damianus hingga tewas.

Warga pun menganiaya Yunus hingga tewas di hadapan polisi yang membawa senjata.

Kesalahpahaman tewasnya Damianus itu diiyakan oleh Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa.

"Karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia," kata Bupati, seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi, Keluarga: Kapolri dan Kapolda Harus Bertanggung Jawab

2. Murni kriminal, bupati minta maaf

Ilustrasi KriminalTODAY File Photo Ilustrasi Kriminal
Yakobus menambahkan, kejadian ini tidak berhubungan dengan masalah politik, rasisme, agama maupun suku.

Ia menekankan kejadian ini murni merupakan kecelakaan lalu lintas dan kriminal.

Tewasnya Yunus, kata dia, tidak ada hubungannya dengan masalah antara orang Papua-non Papua.

Ia meminta seluruh pihak menahan diri dan menyerahkan penyelesaian masalah ini melalui proses hukum.

"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai atas nama para pelaku pengeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak keluarga almarhum Yus Yunus," katanya, dikutip dari Antara.

Baca juga: Sopir asal Polman Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi, Bupati Dogiyai Minta Maaf

3. Keluarga nilai polisi lalai

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi
Keluarga Yunus menilai polisi lalai melindungi Yunus hingga pria 26 tahun itu tewas diamuk massa.

Hasriani, kakak korban menyayangkan sikap polisi hingga adiknya menjadi korban amuk massa.

Seharusnya, kata Hasriani, polisi berupaya mengevakuasi Yunus dari lokasi kejadian.

"Saya minta Kapolri dan Kapolda Papua sebagai penanggung jawab keamanan agar bertanggung jawab mengusut tuntas kasus ini atas nama keadilan untuk semua warga," kata Hasriani.

Baca juga: Jadi Sasaran Amuk Massa, Pos Polisi di Kolong Jembatan Slipi Dibakar

4. Kapolda terjunkan tim

Kapolda Papua Irjen Paulus WaterpauwKOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw
Menanggapi kasus tersebut, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw berjanji menerjunkan tim untuk penyelidikan.

Kapolda juga menyayangkan aksi main hakim sendiri tersebut.

Kasus pengeroyokan itu, kata Kapolda, lantaran adanya kesalahpahaman.

“Saya secara pribadi prihatin terhadap kasus penganiayaan yang menewaskan sopir itu. Yang jelas saya dapat informasi korban dicurigai merupakan pelaku tabrak lari terhadap korban yang meninggal, namun ternyata bukan dia sebenarnya. Artinya salah sasaran. Dan kami akan tindak para pelaku,” beber Kapolda.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi | Editor : David Oliver Purba, Setyo Puji), Tribunnews

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com