Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takjubnya Anak "Generasi Alpha" Main Permainan Tradisional

Kompas.com - 24/02/2020, 07:32 WIB
Tri Purna Jaya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Permainan tradisional kembali digalakkan untuk mengikis pengaruh negatif gawai di kalangan anak-anak.

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung mencoba memperkenalkan permainan tradisional ke anak-anak generasi Alpha, atau anak yang lahir di atas tahun 2010-2025, agar tidak kecanduan gawai. 

Salah satu anak yang mencoba permainan tradisional adalah Fitrah (7). Rona wajah Fitrah gemas. Dia agak kesal tapi tidak marah. Berulangkali dia melempar biji gasing selalu gagal.

Baca juga: Mahfud MD: Pancasila Harus Mampu Menjawab Kebutuhan Generasi Alpha

Biji tidak berputar, terpental di aspal atau tali terlilit.

"Iiih, susah banget siih. Nggak muter-muter," gerutu Fitrah yang ditemui saat bermain di kampanye permainan tradisional Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung di Car Free Day (CFD) Jalan Raden Intan, Minggu (23/2/2020).

Dilemparan kesekian, biji gasing Fitrah akhirnya berputar. Namun posisinya terbalik. Meski demikian, bocah ini girang alang kepalang.

"Horeee!! Bisa juga," pekik Fitrah.

Baca juga: Generasi Alpha Sangat Melek Teknologi, Orangtua Harus Bagaimana?

 

Permainan tradisional mulai terlupakan

Pagi itu, belasan permainan tradisional ditampilkan dalam kampanye Stop Gadget, Save Our Tradisional Games yang ditaja LPA Lampung.

Permainan tradisional anak yang mulai terlupakan itu diantaranya, biji gasing, taplak, engrang, lompat karet, gobak sodor hingga balap bakiak.

Ketua LPA Lampung, Aryanto Werta mengatakan, permainan tradisional ini jauh lebih baik dibandingkan games yang ada di gawai.

"Anak menjadi kreatif, mengajarkan kerja sama, anak bergerak, jadi sehat," kata Aryanto.

Aryanto menambahkan, permainan tradisional ini pun mampu mengurangi dampak negatif dari gawai.

Baca juga: 8 Manfaat Permainan Tradisional bagi Anak

Festival Permainan Tradisional

Terlebih, anak-anak sekarang ini dibelikan gawai tanpa diberikan pemahaman dan pendampingan.

"Orangtua seharusnya mendampingi saat anak bermain gawai. Karena dampak negatifnya banyak. Permainan tradisional ini bisa mengurangi dampak negatif itu. Karena di permainan tradisional, anak dituntut kreatif," kata Aryanto.

Untuk menyebarluaskan permainan tradisional ini, Aryanto mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan Festival Permainan Tradisional.

"Kita harus lestarikan permainan tradisional ini untuk masa depan anak-anak yang lebih baik," kata Aryanto.

Baca juga: Kurangi Pemakaian Gadget, Jabar Gandeng LPAI Kampanyekan Permainan Tradisional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com