KOMPAS.com - Masih tingginya angka kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perhatian Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Pasalnya, angka kemiskinan yang terjadi di NTB tercatat lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata nasional.
“Tugas kita juga untuk menurunkan angka kemiskinan, saya baca angka kemiskinan NTB masih di atas angka kemiskinan nasional, kalau nasional itu 9 koma, kalau NTB Itu masih 14 koma,” ujar Ma’ruf saat menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (19/2/2020).
Karena itu, pihaknya mengharapkan ada upaya serius dari Pemprov NTB agar angka kemiskinan tersebut bisa ditekan lebih rendah.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Olahraga Pagi di Pantai Kuta Mandalika
Tidak hanya angka kemiskinan, Wapres juga menyinggung terkait angka stunting atau kekerdilan di NTB yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan capaian rata-rata nasional.
Dari data yang tercatat, lanjut Amin, angka stunting di NTB masih berada di angka 33 persen.
Padahal, rata-rata nasional angka stunting pada balita sudah mencapai angka 27,67 persen.
“Ternyata stunting di NTB masih di atas nasional, yakni 33 persen lebih,” kata Ma’ruf.
Baca juga: Hadiri Kuliah Umum di Unram, Wapres Bicara soal Radikalisme
Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak untuk ikut membantu menekan angka stunting tersebut.
Tujuannya, agar tumbuh kembang anak Indonesia menjadi lebih baik.
Terlebih, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, angka stunting ditargetkan bisa turun hingga 12 persen.
Penulis : Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor : Abba Gabrillin
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.