Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tembak Kaki Anggota Geng Sadis yang Bacok 2 Warga Kulon Progo

Kompas.com - 19/02/2020, 21:14 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

"Mereka ini satu geng di mana SY menyerahkan diri. Yang ini (Abraham) tadi malam tertangkap 20.20. Yang ketiga masih DPO. Kami masih lidik dan segera dilakukan penangkapan," kata Tartono.

Baca juga: Pengeroyokan Bripda Adi Berawal dari Ejekan

Kapolres Tartono menegaskan, polisi akan menindak tegas semua aksi kejahatan, terlebih dengan menggunakan senjata tajam maupun senjata api.

Abraham menjadi contoh bagaimana upaya tegas polisi melumpuhkan tersangka.

Menurutnya, polisi tidak segan melakukan tindakan tegas dengan kekuatan kepolisian pada para pelaku kejahatan dengan senjata tajam maupun senjata api di wilayah DIY, khususnya Kulon Progo.

Tindakan itu yakni melumpuhkan pelaku dengan penembakan.

"Itu saya tegaskan untuk para pelaku dan masyarakat yang mau main-main dengan senjata tajam dan senjata api," katanya.

Polisi menjerat ketiganya dengan KUHP pasal 170 ayat (2) tentang pengeroyokan atau pasal 351 ayat (2) tentang penganiayaan, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

"Kepada rekan tersangka yang kemungkinan akan berkembang terutama pada 1 orang  sebagai DPO kami. Segera  menyerahkan diri atau kami mengejar dan menangkap kalian. Saya himbau menyerahkan diri," kata Tartono.

 

Konflik Antargeng

Tiga orang satu motor sambil mengacungkan pedang dan senapan angin bikin geger Kapanewon Nanggulan.

Geng yang diikuti Abraham ini sedang berseteru dengan geng lain. Kebetulan, anggota geng itu warga Nanggulan.

Abraham dan Caesar mengikuti Santang memburu geng lawan sampai Nanggulan.

Mereka datang dengan cara menakutkan karena mengacungkan pedang dan meletuskan senapan angin. Tak hanya menakutkan, mereka menganiaya korbannya dengan sadis.

Abraham mengungkapkan, pertikaian kedua kelompok terkait saling balas bukan terjadi begitu saja. Ini karena kasus lama serta penganiayaan sebelumnya.

"Dia pernah memukul saya. Kami mencari di Nanggulan saja," kata Abraham.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com