"Mengingat lokasi tersebut masih dianggap sakral oleh masyarakat, kami memohon izin dan restu kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Distrik Oksop," kata Pangdam.
Warga yang mengenal kondisi lapangan diikutsertakan dalam evakuasi.
Mereka membantu tim evakuasi menuju lokasi yang sulit ditempuh.
Baca juga: Terhambat Cuaca, Proses Evakuasi Korban Heli MI 17 Belum Berhasil
Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kolonel Jonatan Binsar Sianipar selaku koordinator evakuasi mengatakan, lokasi ketinggian jatuhnya heli menyulitkan evakuasi.
Tim evakuasi pun terpaksa turun di titik ketinggian yang terjangkau dan berjalan kaki menuju lokasi puing-puing.
"Jatuhnya heli ini berada di ketinggian sekitar 12.000 feet hingga helikopter kita tak mampu droping pasukan. Kita akan turun di ketinggian sekitar 10.000 feet," katanya.
Dari lokasi penurunan pasukan, tim berjalan 6 kilometer ke titik jatuhnya heli.
Baca juga: TNI Terus Cari Kebenaran Foto Bangkai Heli MI-17 yang Jatuh di Papua
Mereka tiba di lokasi puing heli MI-17 Jumat (14/2/2020) sekitar pukul 12.30 WIT.
Di tempat tersebut, tim menemukan 12 jenazah penumpang heli yang berada di sekitar lokasi kepingan badan helikopter.
Namun, jenazah belum bisa dievakuasi hingga Jumat sore lantaran kondisi cuaca dan medan yang ekstrem.
Sebanyak 9 jenazah dapat teridentifikasi dari pakaian dan atribut mereka.
"Sedangkan 3 jenazah lainnya masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut," kata Binsar.
Baca juga: Heli MI-17 Milik TNI AD yang Hilang di Papua Ditemukan Hancur
"Sekitar 06.00 WIT, proses evakuasi jenazah mulai dilaksanakan dengan menerbangkan 2 unit heli Penerbad dan 1 unit heli PT Intan Angkasa," kata Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol TNI Dax Sianturi.
Dari Bandara Oksibil, jenazah kemudian diterbangkan menuju ke Jayapura.
Jenazah tersebut dibawa ke RS Marthen Indey untuk proses identifikasi.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Irsul Panca Aditra, Dhias Suwandi | Editor: Aprilia Ika, Caroline Damanik, David Oliver Purba, Abba Gabrilin, Setyo Puji, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.