Usai Diobservasi di Natuna, 11 Mahasiwa dari Wuhan Langsung Pulang ke Aceh

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Sebanyak 13 mahasiswa asal Aceh yang dijemput dari Wuhan, China, bersama 225 WNI asal daerah lain akan selesai menjalani masa observasi virus corona di Natuna pada Sabtu (15/02/2020).

Mereka akan dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.

“Besok sore mahasiswa Aceh dari Natuna akan diterbangkan ke Halim, Jakarta, kemudian diserhkan ke Pemerintah Aceh oleh tim pusat. Setelah itu langsung kita pulangkan ke Aceh,” kata Alhudri, kepala Dinas Sosial Aceh dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (14/02/2020).

Menurut Alhudri, 13 mahasiswa asal Aceh itu telah mengikuti observasi di Natuna dan dinyatakan seluruhnya sehat melalui pemeriksaan yang cukup ketat sesuai dengan standar WHO.

Baca juga: 285 WNI Akan Dipulangkan dari Natuna Besok, Berikut Nama-nama Daerah Asal Mereka

Dengan demikian, keluarga diharapkan tidak perlu khawatir dengan kondisi kesehatan mereka nantinya setelah dipulangkan ke kampung halaman. 

“Masiswa Aceh yang dijemput dari Wuhan dinyatakan sehat, mereka telah mengikuti observasi dan proses pemeriksaan standar WHO, keluarga diminta tidak perlu kwatir,” katanya.

Masih kata Alhudri, setelah dijemput pemerintah Aceh yang diwakili oleh kantor perwakilan di Jakarta, kemudian mahasiwa Aceh langsung difasilitasi tiket pulang menuju ke Aceh. 

“Nanti setelah iiba di Aceh, mereka ada yang dijemput keluarga, jika pun tidak ada keluarga yang jemput, mereka akan difasilitasi oleh Dinsos,” sebutnya.

Dari 13 mahasiswa itu, hanya 11 orang yang langsung pulang ke Aceh. Sementara dua mahasiswa, yaitu Siti Sahara dan Yuliannova Lestari, akan pergi ke Yogyakarta dan Tangerang karena ada keperluan lain.

Baca juga: Ridwan Kamil Akan Fasilitasi Kepulangan Warga Jabar di Natuna

Sebelas mahasiswa  yang akan kembali antara lain Fadil (Lhoksukon, Aceh Utara); Alfi Rian Tamara (Krueng Geukueh, Aceh Utara); Ory Safwar (Banda Aceh); Intan Maghfirah (Banda Aceh); dan Sapriadi (Meulaboh, Aceh Barat). Kemudian Siti Mawaddah (Sigli, Pidie); Teuku Agusti Ramadhan (Sabang); Jihadullah (Banda Aceh); Ita Kurniawati (Nagan Raya); Hayatul Hikmah (Lhokseumawe); dan Maisal Jannah (Montasik, Aceh Besar).