Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Gajah di Gresik Senilai Hampir Rp 1 Miliar, Dibiayai Petrokimia, Desain dari Konsultan Pemkab

Kompas.com - 12/02/2020, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

Desain patung gajah dari konsultan

Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono menjelaskan pihaknya menggandeng rekanan untuk mengerjakan proyek tersebut.

Sementara desain layout maupun gambar patung gajah diberikan oleh pihak Pemkab Gresik yang dikatakan berasal dari konsultan yang sudah ditunjuk untuk melakukan pengerjaan desain.

"Kami memang tidak kasih uang kepada Pemkab, tapi kami kerjakan proyeknya dengan menggandeng rekanan. Sementara desain untuk layout bangunan, termasuk patung gajah itu, dari Pemkab dan pihak konsultan yang ditunjuk," ujar dia.

Baca juga: Tugu di Simpang Susun Tol Madiun Disebut Mirip Palu Arit, Ini Penjelasan JNK

Hal senada juga dijelaskan oleh Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Sekda Pemkab Gresik Ida Lailatussa'diyah.

Menurutnya pemkab hanya memberikan desain layout landmark serta gambaran bentuk patung gajah yang terpajang di obyek atau spot tersebut. Gambaran tersebut didapatkan setelah konsultasi dengan pihak ketiga.

"Pemkab Gresik dalam rangka menata keindahan kota mempunyai konsep-konsep mengenai nilai luhur dan sejarah, yang belum banyak diketahui orang itu harus diangkat. Supaya anak-cucu itu mengetahui sejarah yang ada di Kabupaten Gresik, dengan di tempatkan di lokasi strategis," jelas Ida, Selasa (11/2/2020).

Baca juga: Tugu di Tol Madiun Dianggap Mirip Palu Arit, Ini Kata Jasamarga

Namun ia mengatakan, proyek landmark termasuk patung gajah di Simpang Lima Sukorame belum menjadi bagian Pemkab Gresik karena belum diserahterimakan.

"Sebelum pelaksanaan selesai akan dilakukan verifikasi, dan di situ akan ada penilaian dan pengecekan oleh OPD dalam tindak lanjut sebelum pemeliharaan," kata Ida.

"Jadi, kalau pelaksanaan atau checklist-nya belum sempurna, Pemkab belum bisa menerima. Karena menurut pihak Petrokimia, di situ memang ada beberapa pohon yang belum tumbuh," jelas Ida.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com