Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terkini WNI yang Dikarantina di Natuna, dalam Kondisi Sehat hingga Ucapkan Terima Kasih

Kompas.com - 11/02/2020, 06:01 WIB
Candra Setia Budi

Editor

"Karena selama 14 hari itu, baru mereka benar-benar dinyatakan sehat seperti standar PBB dan WHO yang telah ditetapkan terhadap virus corona ini," katanya.

Baca juga: Menkes Terawan: Observasi 285 WNI di Natuna Ketat, tapi Tidak Tegang...

 

3. Warga diminta tak cemas

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Budi Sylvana MARS mengatakan, masyarakat Kabupaten Natuna tidak terlalu cemas dengan proses karantina yang saat ini berlangsung di Hangar Lanud Sadjad Ranai.

Sebab, tidak menutup kemungkinan, sebagian di antara mereka yang menjalani proses masa karantina terpukul atas kejadian ini.

"Selama masa observasi, yakni 14 hari ke depan dengan ruang gerak yang belum sepenuhnya leluasa, mereka dinilai rentan terhadap stres, makanya kami berharap dukungan doa dari masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat Natuna agar proses observasi ini berjalan aman dan selesai dengan hasil yang menggembirakan," katanya seperti dikutip melalui video yang dikirimkan.

Hal senada sempat dikatakan Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhan) RI Prabowo Subianto saat mengunjungi Natuna beberapa waktu lalu yang mengatakan, warga Natuna khususnya dan Kepulauan Riau (Kepri) umumnya, tidak perlu cemas terhadap Warga Negara Indonesia ( WNI) yang dikarantina di Natuna.

Menurutnya, ke-238 WNI tersebut sampai saat ini dalam keadaan sehat dan penuh semangat menjalani karantina yang dilakukan pemerintah.

"Hanya saja ini sudah aturan dari PBB dan WHO dan kita tidak boleh seenaknya bertemu dengan saudara kita yang masih menjalani proses karantina hingga 14 hari ke depan," kata Prabowo, Rabu (5/2/2020).

Baca juga: Kunjungi WNI yang Dikarantina di Natuna, Prabowo Minta Warga Tak Cemas

 

4. WNI yang dikarantina di Natuna ucapkan terima kasih

238 WNI dari 285 orang yang diobservasi dan karantina di Hangar Lanud Raden Sadjad Ranai Kabupaten Natuna Prov. Kepulauan Riau (Kepri) mengaku senang dan sangat berterimakasih. Pasalnya meski saat ini ruang gerak mereka terbatas karena harus menjalani proses karantina selama 14 hari kedepan, namun fasilitas hingga kebersihan lingkungan disekitar lokasi karantina tetap selalu terjaga, Senin (10/2/2020).screenshot video dari Kemenkes RI 238 WNI dari 285 orang yang diobservasi dan karantina di Hangar Lanud Raden Sadjad Ranai Kabupaten Natuna Prov. Kepulauan Riau (Kepri) mengaku senang dan sangat berterimakasih. Pasalnya meski saat ini ruang gerak mereka terbatas karena harus menjalani proses karantina selama 14 hari kedepan, namun fasilitas hingga kebersihan lingkungan disekitar lokasi karantina tetap selalu terjaga, Senin (10/2/2020).

Novi dan Elfa, dua WNI dari Wuhan, China, yang masuk karantina selama 14 hari di Natuna mengaku sangat takjub, senang, dan berterima kasih atas apa yang mereka dapatkan selama mengikuti proses karantina di Natuna.

Keduanya mengirimkan video berisi ucapan terima kasih mereka kepada warga Natuna, serta kepada pemerintah, atas apa yang mereka jalankan selama proses karantina.

"Bagi saya, observasi di Natuna ini sudah sangat lebih dari cukup. Kami merasa diperhatikan di sini, bahkan pelayanan kesehatannya sangat bagus dan sangat baik," kata Elfa, Senin (10/2/2020).

Elfa menambahkan, personel Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan TNI yang bertugas sangat baik dan profesional.

Bahkan, fasilitas dan menu makanannya juga sangat enak-enak.

"Yang jelas pemeriksaan kesehatannya sehari dua kali, jadi jangan cemas, kami dalam keadaan sehat," ungkap Elfa.

Hal senada diungkapkan Novi yang mengaku, selain makanannya enak-enak dan fasilitasnya bagus, dirinya juga kagum dengan kebersihan yang ada di lokasi karantina.

Sebab, kebersihannya benar-benar terjaga hingga setiap hari disemprot.

"Untuk makanan kami setiap hari juga diperiksa kandungan vitaminnya, begitu juga air yang diberikan kepada kami juga terus diperiksa," jelas Novi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com