Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Siswi SMA Diperkosa 17 Temannya | Viral Bakso Kaki Tikus di Madiun

Kompas.com - 02/02/2020, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah berinisial HL diperkosa oleh 17 temannya.

Pemerkosaan tersebut berlangsung selama tiga bulan. HL diperkosa belasan temannya sebanyak enam kali.

Sedangkan di Madiun, Jawa Timur, video mengenai bakso kaki tikus viral di media sosial.

Polisi langsung melakukan uji laboratorium untuk memastikan kebenaran video tersebut. Berita bakso daging tikus menjadi berita yang mendapat perhatian dari pembaca.

Berikut lima berita populer nusantara yang dihimpun oleh Kompas.com:

Baca juga: 4 Fakta Siswi SMA Diperkosa 17 Temannya, Selama Tiga Bulan hingga 15 Pelaku di Bawah Umur

1. Siswi SMA diperkosa 17 temannya

Ilustrasi PerkosaanKOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi Perkosaan

HL, seorang siswi SMA di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah diperkosa oleh 17 temannya.

Dari 17 orang tersangka yang ditangkap oleh polisi, 15 orang di bawah umur.

Kejadian pemerkosaan bermula dari ajakan pacar HL yang berinisal JP.

JP mengajak HL pergi ke rumah salah satu temannya. Di tempat tersebut, JP menyetubuhi HL.

Usai bersetubuh, JP justru memanggil beberapa teman lelakinya untuk menyetubuhi HL.

Belasan pria tersebut melakukan pemerkosaan pada HL berulang-ulang selama tiga bulan, dari bulan November 2019 hingga Januari 2020.

Mereka mengancam akan mempermalukan HL jika HL tidak menurut.

Pemerkosaan ini terkuak lantaran HL menjadi pemurung dan pendiam. Ia pun tak mau lagi berangkat sekolah.

Kepada orangtuanya, HL kemudian mengaku telah diperkosa belasan rekannya.

Ibu HL melapor ke Polsek Salahutu, Kamis (30/1/2020).

Polisi menangkap 17 tersangka. Mereka dijerat pasal berlapis.

Yaitu Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2015 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 64 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Baca juga: Kakek Perkosa Anak di Bawah Umur, Nekat Minum Racun Tikus Saat Didatangi Polisi

2. Viral bakso kaki tikus

Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono didampingi Kasat Reskrim, AKP Logos Bintoro menunjukkan hasil uji laboratorium yang menyebutkan tidak ada kandungan daging tikus dalam bakso yang dijual di Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.KOMPAS.COM/HUMAS Polres Madiun Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono didampingi Kasat Reskrim, AKP Logos Bintoro menunjukkan hasil uji laboratorium yang menyebutkan tidak ada kandungan daging tikus dalam bakso yang dijual di Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

Seorang konsumen bakso di Madiun, Jawa Timur bernama Ajeng mengunggah video bakso yang dibelinya.

Bakso itu dijual oleh seorang pedagang bernama Sugeng. Namun Sugeng mendapatkan bakso dari seorang penyuplai.

Dalam video tersebut, pengunggah meremas pentol bakso hingga terlihat potongan-potongan diduga kaki tikus.

Video itu viral dan menyita perhatian publik. Polres Madiun pun bergerak cepat mengusut kasus itu.

Polisi mengambil sampel bakso dan membawanya ke laboratorium Balai Veteriner Boyolali.

Hasilnya, bakso tersebut terbukti tidak mengandung daging maupun kaki tikus.

"Potongan itu bukan kaki tikus, melainkan bagian dari organ mulut sapi,"ungkap Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono, Jumat (31/1/2020).

Penjual bakso mengaku omzetnya terjun setelah diterpa isu tersebut.

Biasanya ia bisa mengantongi Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta dalam sehari.

"Setelah viral, bakso yang saya jual hanya laku Rp 50.000 hingga Rp 70.000,"katanya.

Baca juga: Viral Potongan Kaki Tikus pada Bakso, Ternyata Bagian Mulut Sapi

3. Mahasiswi Untan meninggal jelang wisuda

Marselina sambil mengenak pakaian adat Dayak berfoto bersama ibunya Marcieny, belum lama ini.dok pribadi Marselina sambil mengenak pakaian adat Dayak berfoto bersama ibunya Marcieny, belum lama ini.
Marselina Julita, seorang mahasiswi jurusan Bimbingan Konseling di Fakultas Keguruan dan Ilmu Politik (FKIP) Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat meninggal dunia sebelum sempat mengikuti wisuda.

Ibu Marselina tetap datang di acara wisuda pada Kamis (30/1/2020) untuk mewakili anaknya.

"Anak saya meninggal dunia pada tanggal 28 Desember 2019 kemarin. Dia sidang skripsinya 23 September 2019," kata ibunya, Cristiana Marcieny saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/1/2020) sore.

Ternyata sosok Marselina memiliki banyak cerita dalam perjuangannya menyelesaikan skripsi, seperti harus melawan tumor kista di perutnya.

Marselina pun gagal wisuda pada Desember 2019 karena saat itu dirawat di Rumah Sakit Soedarso.

Dia akhirnya meninggal pada 28 Desember 2019. Namun dia berhak mendapatkan gelar sarjana karena telah menyelesaikan skripsi beserta administrasinya.

Baca juga: Mahasiswi Untan Pontianak Meninggal Jelang Wisuda, Ibunda Wakili Ambil Ijazah

4. Selingkuhan istri sembunyi di kolong tempat tidur

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

GA (21). Warga Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus menanggung akibat dari menyelinap di rumah orang lain.

Dia nekat bersembunyi di bawah kasur di rumah milik warga Kelurahan Camplong 1, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang yang berinisial AB.

GA ketahuan saat botol tempat menaruh obat nyamuk bakar di kamar jatuh ke tempat persembunyian GA.

Sempat dikira maling, ternyata GA merupakan selingkuhan dari istri AB yang berinisial MD.

Akhirnya GA dihajar massa hingga kritis. Polisi membawanya ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong.

Baca juga: Tewas Dikeroyok di Rumah Selingkuhan, Ketahuan gara-gara Tempat Obat Nyamuk Bakar

5. Siswi SD diculik empat tahun hingga hamil

Ilustrasi hamilShutterstock Ilustrasi hamil
Siswi SD asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dibawa kabur oleh tetangganya yang berprofesi seorang buruh tani, SF selama empat tahun.

Awalnya, SF meminta korban memijitnya karena korban memang dikenal memiliki kemampuan memijit. Waktu itu tak ada kecurigaan, sebab SF sudah empat kali meminta bantuan korban untuk memijit.

Namun kemudian, SF justru melarikan korban. Kejadian itu berlangsung tahun 2016.

Empat tahun kemudian, korban kembali ke rumah orangtuanya dalam keadaan hamil sembilan bulan.

Ketua Harian P2TP2A Cianjur, Lidya Indayani Umar mengemukakan, kondisi psikologi korban membaik namun belum mau bertemu dengan orang lain.

Selama dalam pelariannya, lanjut Lidya, korban menuturkan diajak hidup berpindah-pindah untuk menghindari kejaran polisi.

Untuk hidup sehari-hari, mereka berkebun dan pelaku menjadi buruh serabutan.

Sejak 1,5 tahun terakhir pelariannya, SF terus mencabuli korban hingga korban hamil.

Setelah empat tahun, pelaku akhirnya mengizinkan korban bertemu orangtuanya.

“Memang kalau pengakuan korban, ada niatan pelaku untuk menikahinya. Namun, apa yang dilakukan pelaku dengan membawa kabur gadis di bawah umur, dan ada bukti kekerasan seksual (korban hamil), jelas ini sebuah tindak pidana,” ujar Lidya.

Polisi telah menangkap SF pada Kamis (23/1/2020).

Tersangka dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 81 Ayat 1 dan 2, serta Pasal 332 Ayat 1, 2, dan 3 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Muhlis Al Alawi, Firman Taufiqurrahman, Hendra Cipta
Editor : Robertus Belarminus, Khairina, Setyo Puji, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com