Warga sekitar sudah belajar membuat ramuan instan sejak 1996. Mereka belajar secara otodidak sejak saat itu.
Kemudian, pada 2013 masyarakat baru mendirikan kelompok. Tak cuma itu, produk dari warga sekitar itu sudah mulai dipasarkan.
Dua segmen produk
Produk yang ada di Kampung Herbal terdiri dari dua segmen. Pertama, minuman instan kesehatan seperti instan temulawak, kunir dan kencur.
Kemudian, segmen kedua obat-obatan, yakni campuran dari berbagai bahan.
”Misalkan obat asam urat, campurannya ada beberapa macam,” kata Teguh Hadi Suprapto, warga yang juga membuat produk obat-obatan.
Menurut dia, proses produknya masih manual sampai sekarang.
Ada puluhan warga yang beraktivitas membuat jamu ini.
Mereka terdiri dari penyedia bahan baku, bagian produksi dan ada yang memasarkan.
“Warga tanam di lahan pemanfaatan TNMB, warga juga ikut menjaga” tuturnya.
Sementara itu, kepala Desa Andongrejo Masjudianto menambahkan, Kampung Herbal ini dibuat karena melihat potensi desa yang kaya dengan tanaman obat.
“Selain itu, kami mengembangkan Kampung Herbal agar menarik perhatian warga yang berkunjung, terutama wisatawan,” tutur Masjudianto.