Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Unpad: Jawa Barat Darurat Gigitan Ular, dari King Kobra hingga Ular Weling

Kompas.com - 27/01/2020, 11:36 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Ular weling

Misal, ketika bertemu ular weling, jangan banyak bergerak. Karena gerakan akan memprovokasi ular bertindak agresif.

Biarkan ular itu lewat. Bila seseorang dalam posisi enak, ambil sapu dan usir dengan sapu tersebut. Jangan pernah memegang ular dengan tangan kosong, itu berbahaya.

“Pakai APD (alat pengaman diri). Kalau ke sawah, ke kebun, pakailah sepatu bot dan topi,” imbuhnya.

Bila menemukan orang yang tergigit ular, langkah pertama adalah imobilisasi seperti pada kasus patah tulang.

Korban tidak boleh banyak bergerak dan segera bawa ke rumah sakit untuk dilakukan observasi 2 x 24 jam.

Untuk para vloger yang menayangkan snake show, jangan membuat penonton ingin meniru adegan di videonya. Jangan hanya bicara, tapi pikirkan juga masalah konservasinya.

Baca juga: 4 Kasus Bocah Digigit Ular, Meniru Tayangan Youtube hingga Bekas Gigitan Ditutup Plester

 

Masuk ke kurikulum sekolah

Kemudian, ia berharap, persoalan ini masuk ke kurikulum sekolah. Kurikulum hangan hanya membahas lingkungan hidup mengenai sampah yang tidak tuntas. Tapi juga berbicara soal ekosistemnya.

Berita sebelumnya, sepanjang November 2018-Desember 2019, Pusdikomling Unpad menerima laporan 75 orang digigit ular di Jabar. Dari jumlah tersebut, 14 orang di antaranya meninggal dunia.

75 kasus tersebut terdiri dari Naja Saputatrix 16 kasus, trimeresurus albolabris 16 kasus, calloselasma rodostoma 15 kasus.

Kemudian orang yang digigit calliophis intestinalis 2 kasus, bungarus candidus 7 kasus, trimeresurus purpureomaculatus 2 kasus, laticauda 1 kasus, ophiophagus hannah 10 kasus, dan phyton reticulatus 2 kasus.

Kemudian terakhir ada 4 kasus, terdiri dari 2 kobra, 1 weling, dan 1 ular tanah.

Baca juga: Kisah Martinus, Korban Selamat dari Gigitan Ular Keramek yang Mematikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com