Salin Artikel

Peneliti Unpad: Jawa Barat Darurat Gigitan Ular, dari King Kobra hingga Ular Weling

Hal ini disebabkan karena banyaknya korban tewas akibat gigitan ular di Jabar.

Dari 1-25 Januari 2020 saja, sebanyak 4 orang di Indonesia meninggal karena gigitan ular.

“Bulan ini 4 korban tewas. Semuanya di Jabar. Jabar darurat gigitan ular,” ujar Herlina saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/1/2020).

Herlina menjelaskan, keempat korban tewas tersebut berasal dari Tasikmalaya, Indramayu, Bandung, dan Sumedang.

Bahkan kemarin, ia mengunjungi seorang pasien remaja 17 tahun yang kritis di RSUD Soreang, Kabupaten Bandung.

Pasien tersebut kini krisis karena gigitan king kobra.

“Dia berumur 17 tahun. Baru punya king kobra satu bulanan. Saat main-main jam 14, dipatuk ularnya. Langsung dibawa ke RSUD Soreang dalam kondisi gagal napas,” kata Herlina.

Ia berharap, remaja tersebut bisa melewati masa kritisnya dan selamat.

Mengenai penyebab banyaknya korban di Jabar, relawan Sioux ini mengungkapkan, penduduk Jabar paling banyak di Indonesia.

Begitupun dengan keeper ular, orang yang memelihara, hingga snake show di Indonesia, paling banyak ada di Jabar.

“Nah, dari catatan yang saya miliki, beberapa orang yang tewas karena gigitan ular, pernah memelihara ular,” kata Herlina.

Seperti kasus yang di Sumedang. Korban disebutkan pernah memelihara ular. Ia tergigit saat memegang ular dengan tangan kosong.

Untuk itu, ia mengingatkan, ular merupakan satwa liar yang memiliki fungsi dan peran di alam.

“Jangan dipelihara, jangan dibunuh. Sebaiknya belajar menangani saat ular masuk ke dalam rumah,” tutur Herlina.

Ular weling

Misal, ketika bertemu ular weling, jangan banyak bergerak. Karena gerakan akan memprovokasi ular bertindak agresif.

Biarkan ular itu lewat. Bila seseorang dalam posisi enak, ambil sapu dan usir dengan sapu tersebut. Jangan pernah memegang ular dengan tangan kosong, itu berbahaya.

“Pakai APD (alat pengaman diri). Kalau ke sawah, ke kebun, pakailah sepatu bot dan topi,” imbuhnya.

Bila menemukan orang yang tergigit ular, langkah pertama adalah imobilisasi seperti pada kasus patah tulang.

Korban tidak boleh banyak bergerak dan segera bawa ke rumah sakit untuk dilakukan observasi 2 x 24 jam.

Untuk para vloger yang menayangkan snake show, jangan membuat penonton ingin meniru adegan di videonya. Jangan hanya bicara, tapi pikirkan juga masalah konservasinya.

Masuk ke kurikulum sekolah

Kemudian, ia berharap, persoalan ini masuk ke kurikulum sekolah. Kurikulum hangan hanya membahas lingkungan hidup mengenai sampah yang tidak tuntas. Tapi juga berbicara soal ekosistemnya.

Berita sebelumnya, sepanjang November 2018-Desember 2019, Pusdikomling Unpad menerima laporan 75 orang digigit ular di Jabar. Dari jumlah tersebut, 14 orang di antaranya meninggal dunia.

75 kasus tersebut terdiri dari Naja Saputatrix 16 kasus, trimeresurus albolabris 16 kasus, calloselasma rodostoma 15 kasus.

Kemudian orang yang digigit calliophis intestinalis 2 kasus, bungarus candidus 7 kasus, trimeresurus purpureomaculatus 2 kasus, laticauda 1 kasus, ophiophagus hannah 10 kasus, dan phyton reticulatus 2 kasus.

Kemudian terakhir ada 4 kasus, terdiri dari 2 kobra, 1 weling, dan 1 ular tanah.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/11361411/peneliti-unpad-jawa-barat-darurat-gigitan-ular-dari-king-kobra-hingga-ular

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke