Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Warga NTT Meninggal Terkena DBD

Kompas.com - 24/01/2020, 15:41 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak empat orang warga Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD).

"Hingga hari ini berdasarkan data yang masuk, jumlah korban meninggal bertambah menjadi empat orang dari sebelumnya tiga orang, akibat DBD," ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Mere, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Kamis (23/1/2020).

Selain empat warga yang meninggal, lanjut Dominikus, korban DBD yang menjalani perawatan di rumah sakit bertambah dari 286 orang menjadi 353 orang.

Baca juga: Remaja asal Lembata, NTT, Selamat dari Gigitan Ular Berbisa

Dominikus merinci, empat orang yang meninggal itu duanya dari Kabupaten Sikka dan dua lainnya masing-masing dari Kabupaten Alor dan Kabupaten Lembata.

Menurut Dominikus, tambahan satu korban meninggal berasal dari Kabupaten Sikka, sehingga menambah jumlah korban meninggal di daerah itu menjadi dua orang.

Begitu juga penderita DBD di Sikka bertambah menjadi 182 orang dari satu hari sebelumnya 159 orang.

Penderita DBD terdapat di 12 dari 22 kabupaten dan kota yakni Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Ende, Sikka, Nagekeo, Manggarai Barat, Sumba Timur, dan Sumba Barat Daya.

Terhadap kejadian itu, Dominikus meminta masyarakat segera memberantas sarang nyamuk di lingkungannya masing-masing dengan melakuan 3M Plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air.

Baca juga: Belasan Warga Cianjur Terjangkit Wabah DBD, 1 Orang Meninggal

Selain itu, masyarakat perlu tahu gejala DBD yakni demam 2-7 hari dan biasanya mencapai 39 derajat celcius, nyeri otot dan tulang, nyeri kepala dan gejala yang sering muncul ialah timbul bintik-bintik merah pada kulit.

"Apabila ada gejala seperti itu pada penderita, segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com