Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditegur Berkali-kali, Peternak di Kabupaten Semarang Masih Buang Bangkai Babi ke Sungai

Kompas.com - 23/01/2020, 14:48 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang tidak habis pikir dengan peternak babi yang masih saja membuang bangkai ternaknya ke sungai

Padahal, peternak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, sudah diperingatkan berulang kali hingga diberi pembinaan agar tidak lagi membuang bangkai hewan sembarangan.

 

"Kami prihatin, pembinaan terhadap pelaku usaha beberapa waktu lalu sudah dilakukan juga. Saya ingatkan berulang kali, zaman gini jangan lagi buang genjik (babi) mati ke sungai, ternyata masih ada," kata Nurhadi Subroto, Kepala DLH Kabupaten Semarang, Kamis (23/1/2020).

Baca juga: Anggota DPRD Ngaku Temukan Bangkai Babi di IPAL Kabupaten Semarang

Dengan kembali adanya temuan bangkai babi di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dekat Sungai Parat, DLH Kabupaten Semarang akan mengumpulkan seluruh peternak.

Mereka akan kembali diberi pendidikan soal penanganan ternak yang mati.

"Kami edukasi, juga kami tegur. Kami jadwalkan 29 Januari 2020 akan dilakukan pembinaan dengan narasumber dari Kementan dan DLHK Jateng," kata Nurhadi.

Baca juga: Gara-gara Bangkai Babi Dibuang di Sungai, Penjualan Ikan di Medan Anjlok

 

Nurhadi berharap masyarakat mau mengubah pola pikirnya dan ikut terlibat dalam menjaga kebersihan sungai.

Masyarakat juga diharapkan mau mengelola limbah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).

Sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Semarang Rizka Dwi Prasetyo menemukan bangkai babi yang dibuang di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dekat Sungai Parat.

Padahal, bangkai tersebut harusnya dibakar atau dikubur.

Sungai Parat yang mengalir hingga Rawa Pening merupakan sumber air bahan baku, untuk pelanggan PDAM.

Menurutnya, banyak peternak babi di Kecamatan Getasan yang melanggar peraturan. Saat ini, terdapat 17 peternak babi dan yang aktif ada 13 peternak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com