Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2020, 07:53 WIB
Slamet Priyatin,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com- Keterbatasan fisik dan mental tidak mempengaruhi seseorang untuk berkarya. Seperti yang dilakukan oleh siswa-siswi Sekolah Luar Biasa ( SLB)  Mutiara Bangsa, Desa Curugsewu Patean Kendal Jawa Tengah.

Meskipun, mereka ada yang tuna rungu, tuna wicara, dan autis, tapi bisa membatik dengan baik.

Bahkan kain batik karya anak-anak SLB Mutiara Bangsa ini, digemari oleh pecinta batik dari luar negeri.

Pembeli batik karya anak SLB Mutiara Bangsa, berasal dari Amerika Serikat, Jepang, Belgia, dan Belanda. Mereka membeli ketika SLB Mutiara Bangsa, ikut pameran batik di Jakarta. 

Baca juga: Sumur Warga di Kulon Progo Diduga Tercemar Limbah Batik, Ini Kata DLH

Menurut salah satu guru SLB Mutiara Bangsa, Hanna Dwi Prastyaningsih, ada 32 siswa yang belajar di sekolahnya. Mereka ada yang berusia dewasa. Siswa yang sudah berusia dewasa tersebut, ia ajari membatik.

“Hasilnya sangat baik,” kata Hanna, Selasa (21/01/2020).

Siswa SLB Mutiara Bangsa saat mewarnai batik. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATINKOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN Siswa SLB Mutiara Bangsa saat mewarnai batik. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN

Hanna, menjelaskan siswa SLB Mutiara Bangsa yang pertama belajar membatik adalah, Ahmad Priadi (26).

Pria dewasa yang mengidap autisme itu, sudah belajar membatik 4 tahun lalu. Setelah itu, menyusul siswa yang lain.

“Achmad siswa yang cerdas. Ia tidak pernah belajar membaca dan menulis, tapi bisa dengan sendirinya,” ujarnya.Baca juga: Ikut Semarang 10K, Pelari Ini Pakai Kain Batik Lengkap dengan Blangkon

Achmad, tambah Hanna, spesialis mencanting. Hasil cantingan Achmad sangat halus, dan paling rapi kalau dibandingkan dengan teman-temannya.

Jika Achmad mempunyai ketrampilan mencanting, siswa SLB Mutiara Bangsa lain, Katarina (19), sangat piawai dalam mewarnai kain yang sudah dibatik. 

“Katarina, siswa tuna wicara. Tapi kalau memilih warna paling serasi dengan motif batiknya,” ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com