Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Bupati Wakatobi, Keluarga Berharap Bocah 11 Tahun yang Disandera Abu Sayyaf Segera Bebas

Kompas.com - 20/01/2020, 19:31 WIB
Defriatno Neke,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

WAKATOBI, KOMPAS.com – Keluarga dari korban sandera Abu Sayyaf, Mohamad Khairuddin (13), datang menemui Bupati Wakatobi Arhaw di Kantor Pemerintahan Daerah  Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin (20/1/2020). 

Paman khairuddin, La Sambo mengatakan, kedatangannya menemui bupati untuk meminta bantuan agar keponakannya bisa segera bebas.

“Kita datang ke sini, mudah-mudahan Pak Bupati dan khususnya pemerintah Indonesia bisa mengusahakan anak ini bisa kembali dengan selamat,” kata La Sambo kepada sejumlah media di lokasi, Senin (20/1/2020). 

Baca juga: Kasus Bocah 11 Tahun Disandera Abu Sayyaf, Keluarga: Dia Ikut Pamannya Cari Ikan

Kedatangan keluarga korban sandera Abu Sayyaf ini diterima langsung Arhawi di ruang kerjanya. 

Dalam pertemuan tersebut, keluarga sandera meminta langsung kepada bupati agar dapat membantu proses pembebasan anggota keluarganya yang disandera Abu Sayyaf. 

Keluarga juga mengaku cemas dan khawatir akan keselamatan Khairuddin.

Arhawi mengatakan, Pemda Wakatobi saat ini telah mengambil langkah dan telah mengidentifikasi tiga warganya saat ini sudah disandera Abu Sayyaf. 

“Setelah kita identifikasi. Maka ini segera kita untuk laporkan ke Kementerian Luar Negeri untuk bisa mengambil langkah-langkah negosiasi terhadap kelompok Abu Sayyaf ini,” ucap Arhawi.

Mohamad Khairuddin, yang masih berusia 11 tahun, ikut menjadi korban sandera kelompok Abu Sayyaf, pada Kamis (16/1/2020). Khairuddin yang merupakan asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, diculik bersama dengan pamannya, Arsyad bin Dahlan (42), serta empat WNI lainnya ketika sedang mencari ikan di perairan  Tambisan, Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia.Hang Out Mohamad Khairuddin, yang masih berusia 11 tahun, ikut menjadi korban sandera kelompok Abu Sayyaf, pada Kamis (16/1/2020). Khairuddin yang merupakan asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, diculik bersama dengan pamannya, Arsyad bin Dahlan (42), serta empat WNI lainnya ketika sedang mencari ikan di perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia.
Arhawi menambahkan, pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah Filpina agar kerja sama antara Indonesia dengan Filipina bisa membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf.

Ia juga mengimbau kepada warga Wakatobi yang bekerja di sektor perikanan di Malaysia agar berhati-hati dalam aktivitas di laut. 

Baca juga: Jadi Sandera Abu Sayyaf, Keluarga Korban: Kami Sangat Khawatir

“Harapan pemda, harus wasapada terhadap wilayah-wilayah yang rawan terhadap operasi Abu Sayyaf, sehingga bisa terhindar dari ancaman dan sergapan dari Abu Sayyaf,” kata Arhawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com