Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Penampakan Dua Matahari di Langit Makassar, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 20/01/2020, 12:22 WIB
Hendra Cipto,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAKASSAR,  KOMPAS.com - Warga Makassar dihebohkan dengan penampakan Matahari pada Minggu (19/1/2020) sore yang terlihat seperti dua.

Fenomena ini pun diabadikan salah seorang warga BTN Berua Mitra Perdana, Daya, Makassar hingga tersebar di berbagai media sosial. 

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar Re'kun Matandung menjelaskan, matahari yang terlihat ada dua atau sundong merupakan fenomena optis yang menampakkan titik-titik terang di langit. 

Baca juga: Eloknya Matahari Terbit di Pulau Kojadoi, Sikka Flores

Sundog tampak sebagai pancaran cahaya berwarna di kiri-kanan Matahari, berjarak 22 derajat dan pada jarak yang sama di atas cakrawala.

"Sundog dapat dilihat di mana pun dan saat musim apapun, namun tidak selamanya tampak bercahaya dan cemerlang serta akan tampak jelas dan cerah saat Matahari tampak rendah," jelas Re'kun yang dikonfirmasi, Senin (20/1/2020).

Kata Re'kun, umumnya sundog sendiri tercipta dari kristal es piringan yang berbentuk segi enam pada awan cirrus yang tinggi dan dingin.

"Kristal-kristal tersebut berfungsi sebagai prisma, membelokkan cahaya yang melewatinya dengan defleksi minimum 22 derajat. Jika kristal-kristal tersebut terorientasi secara acak, maka lingkaran di sekeliling Matahari akan terlihat, yakni halo," sebut Re'kun.

Baca juga: Gerhana Matahari Bikin Perilaku Hewan Berubah, Berikut Penjelasannya

"Apabila kristal-kristal terbenam di udara dan tertata secara vertikal, maka cahaya Matahari terbiaskan secara mendatar. Dalam kasus ini, sundog dapat terlihat," sambung Re'kun.

Seiring Matahari yang semakin meninggi, cahaya yang melewati kristal-kristal tersebut semakin dicondongkan dari bidang datar.

Sudut deviasi cahaya bertambah dan sundog semakin menjauhi Matahari.

"Sehingga selalu tampak di ketinggian yang sama dengan Matahari," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com