Kasabani menjelaskan bahwa pergerakan tanah in dikontrol oleh interaksi kondisi geologi dengan sifat tanah pelapukan yang berpori dan mudah luruh jika terkena air.
Selain itu, kemiringan lereng yang terjal sampai sangat terjal dan beberapa tempat hampir tegak.
"Curah hujan tinggi yang mencapai 301,6 mm mengakibatkan peresapan air yang cepat ke dalam tanah sehingga terjadi perubahan tekanan air pori dan berkurangnya kestabilan lereng," jelas Kasbani.
Baca juga: PVMBG Sebut Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Sukajaya Bogor Tinggi
"Peresapan air ini membentuk bidang lemah pada kontak dengan batuan di bawahnya yang lebih segar atau batuan dasar yang kedap air," imbuhnya.
Kondisi tersebut, lanjutnya, ditambah dengan kemiringan yang terjal sampai sangat terjal, mengakibatkan tanah mudah untuk bergerak ke luar lereng dengan bidang gelincir pada kontak dengan batuan dasar yang kedap air yang telah jenuh air.
Baca juga: Tunggu Kajian PVMBG, Ratusan Warga Cianjur Masih Diungsikan Akibat Pergerakan Tanah