Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Penjual Jamu di Purwokerto Jadi Dokter

Kompas.com - 13/01/2020, 23:46 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Antara

BANYUMAS, KOMPAS.com- Nila Munaya (25), anak penjual jamu, disumpah menjadi dokter setelah menyelesaikan pendidikan profesi dokter di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Ditemui usai melaksanakan sumpah dokter, Nila mengaku harus melalui perjuangan berat menggapai cita-citanya karena ayahnya, Sofwan Moh Ishom hanyalah seorang penjual jamu.

Sedangkan ibundanya, Nur Aeni, bekerja sebagai guru yang sempat menjadi tenaga honorer selama 10 tahun hingga akhirnya diangkat sebagai aparatur sipil negara pada 2006.

Baca juga: Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Ditentang Insinyur Asing hingga Dipuji Jokowi (1)

Kondisi keluarganya yang sederhana tidak membuat Nila berkecil hati untuk meraih cita-cita sejak kecil, yakni menjadi seorang dokter.

"Sejak kecil saya ditanya mau jadi apa dan saya jawab menjadi dokter. Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan S1 Pendidikan Dokter di UMP pada tahun 2017," kata Nila, Senin (13/1/2020).

Awalnya orangtua Nila ragu dan khawatir tidak mampu membiayai kuliah. Namun berkat dukungan dari sejumlah pihak, cita-citanya untuk menjadi dokter akhirnya dapat tercapai.

Baca juga: Jembatan LRT Jabodetabek Tersambung, Dina Sang Perancang: Lega Kayak Abis Melahirkan Bayi

Setelah lulus pendidikan dokter, dia melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi dokter (koas) di rumah sakit jejaring dan utama yang meliputi RS dr. Soesilo Slawi, Puskesmas Jatilawang Banyumas, RSUD Salatiga, serta Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu.

"Kami percaya Allah akan memberikan rezeki dan memberi pertolongan-Nya, sehingga Insya Allah bisa menjalani semuanya sampai akhir," tegasnya.

 

Nila mengaku sempat patah semangat saat masih duduk di sekolah dasar karena khawatir tidak bisa menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang dokter.

Akan tetapi, kata dia, guru pembimbingnya selalu memotivasi dan memberikan inspirasi agar tidak patah semangat dalam menggapai cita-cita.

"Keluarga saya memang hanya memiliki keinginan dan tekad yang kuat. Modal bismillah untuk memiliki harapan salah satu dari keluarga kami ada yang di bidang kesehatan, khususnya menjadi dokter," katanya.

Ibunda Nila, Nur Aeni mengaku saat itu tidak punya pilihan lain selain niat dan tekad yang kuat untuk menguliahkan anaknya agar bisa menjadi seorang dokter.

"Nila sejak kecil sudah memiliki cita-cita menjadi dokter. Waktu itu saya bilang, untuk menjadi dokter itu uangnya harus banyak dan itu uangnya dari mana? Namun keluarga semua mengatakan yang penting punya niat dan cita-cita yang kuat," katanya.

Sebanyak 20 doker baru lulusan Fakultas Kedokteran UMP yang terdiri atas 14 wanita dan enam pria diambil sumpahnya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (13/1).

Rektor UMP Anjar Nugroho mengaku bangga dan bahagia bisa menyaksikan sumpah dokter karena untuk menuju pelantikan dan sumpah dokter tersebut harus melalui proses yang panjang.

"Untuk bisa masuk di Fakultas Kedokteran saja dibutuhkan seleksi yang ketat. Tidak setiap orang bisa masuk ke sini. Itu sudah harus melalui proses yang sangat berat sekali," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com