KOMPAS.com - Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak pada Rabu (1/1/2020) pagi menjadi perhatian semua pihak. Pasalnya, bencana tersebut merupakan yang terparah yang pernah terjadi di wilayah itu sebelumnya.
Karena merupakan banjir bandang terparah, maka akan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) provinsi.
Keputusan tersebut dilakukan setelah pihak pemerintah Kabupaten Lebak menetapkan status KLB terlebih dahulu.
Selain banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak, banjir di Kota Tangerang juga menjadi pertimbangan gubernur untuk menetapkan status KLB provinsi.
Dikutip dari Kompas.com, menurut Guberbur Banten Wahidin Halim, ada beberapa titik wilayah di Kota Tangerang yang mengalami banjir cukup parah sejak tahun 2006.
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu korban yang terkena dampak banjir. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan beban mereka dengan cara klik di sini untuk donasi.
Berikut ini fakta baru selengkapnya:
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak yang terbesar dari dari banjir yang pernah terjadi di wilayah ini.
Karena merupakan banjir yang terbesar maka akan ditetapkan sebagai KLB provinsi.
Keputusan tersebut dilakukan setelah pihak pemerintah Kabupaten Lebak menetapkan status KLB terlebih dahulu.
"SK sedang disiapkan, tinggal ditandatangani," katanya ditemui di lokasi bencana di Cipanas, Kabupaten Lebak, Kamis (2/1/2020).
Baca juga: Bencana Terparah, Banjir Bandang Lebak Ditetapkan Sebagai KLB Provinsi
Untuk penanganan banjir di Kabupaten Lebak, sambungnya, saat ini sudah ditangani dengan baik, mulai dari logistik hingga fasilitas.
Hingga saat ini masih ada permukiman penduduk yang terisolasi setelah sejumlah jembatan putus dan ruas jalan yang amblas.
"Ruas jalan ada yang longsor, ini memutus hubungan transportasi dan komunikasi masyarakat sekitar. 14 jembatan terdampak, baik di jalan provinsi maupun kabupaten," katanya.
Baca juga: Kurangnya Perahu Bermesin jadi Kendala Evakuasi Warga Korban Banjir Tangerang
Selain banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak, banjir di Kota Tangerang, juga menjadi pertimbangan gubernur untuk menetapkan status KLB provinsi.
Wahidin mengatakan, di Tangerang banjir terjadi di 56 titik, dan merupakan yang paling luas dibanding banjir sebelumnya.
"Bupati Lebak sudah menyatakan status luar biasa. Kejadian ini dan di Tangerang menjadi syarat kita untuk menetapkan KLB Provinsi," katanya.
Baca juga: Korban Banjir Bandang Lebak Minta Dikirim Makanan Matang, Keluhkan Tidak Ada Listrik dan Air Bersih,
Menurut Wahidin, ada beberapa titik wilayah di Kota Tangerang yang mengalami banjir cukup parah sejak tahun 2006.
Dijelaskannyam, selain kawasan Perumahan Ciledug Indah 1 dan Ciledug Indah 2, banjir juga merendam wilayah Pinang Riya, Tangerang.
"Ini yang lebih besar dari tahun 2006. Ini yang berkaitan dengan fenomena alam. Hujan tambah deras, tambah lebat dan tambah durasinya," katanya.
Baca juga: Fakta Banjir Bandang di Lebak, 3 Meninggal, 2 Orang Hanyut hingga 7 Jembatan Putus
Untuk menangani masalah kesehatan yang dialami korban banjir di Kota Tangerang, Wahidin pun membuka posko kesehatan di rumah pribadinya yang berada di jalan Haji Djiran RT 002 RW 001 nomor 1, Kelurahan Pinrang, Kecamatan Pinang, Kota Tanggerang, sejak Kamis (2/1/2020).
"Posko kesehatan juga kita sediakan di sini juga kita dari provinsi. Kita antisipasi untuk masyarakat yang belum terlayani dari kesehatan," ujar Wahidin di rumahnya.
Wahidin menambakan, posko pengungsian dan kesehatan telah disediakan di beberapa titik wilayah yang terendam banjir, termasuk yang berada di rumah pribadinya.
"Iya ini untuk tambahan posko-posko yang sudah ada di sekitar sini aja. Kita buka selama 24 jam. Jadi masyarakat yang sakit bisa juga ke sini," katanya.
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu korban yang terkena dampak banjir. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan beban mereka dengan cara klik di sini untuk donasi.
Baca juga: Rumah Gubernur Banten Jadi Posko Kesehatan Korban Banjir, Ini Alamatnya...
Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Acep Nazmudin, Muhammad Isa Bustomi | Editor: David Oliver Purba, Icha Rastika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.