"Ini yang perlu ditelusuri. Apakah karena kesalahan konstruksi atau bencana," kata Anjelinus.
Baca juga: Pagar Puskesmas yang Baru Dibangun Ambruk, Bupati Sikka Nyaris Tendang Pengawas Proyek
Mendapat laporan terkait robohnya pagar tembok di Puskesmas Waigete, Bupati Kabupaten Sikka, NTT, Fransiskus Roberto Diogo langsung melakukan sidak ke lapangan.
Dalam sidak itu, ia menemukan kejanggalan terhadap konstruksi pagar yang dibangun oleh CV. Hesty Indah tersebut.
Pasalnya, spesifikasi konstruksinya tidak sesuai dengan perencanaan.
Karena temuan itu, ia juga sempat memarahi pengawas proyek.
"Ketika saya tanya, ini fondasi beberapa sentimeter ? Dia bilang sesuai aturan 30 sentimeter. Ternyata setelah saya korek, ternyata batu diletakan di atas tanah. Mungkin galinya 5 sampai 10 sentimeter. Bangunan itu jadinya rapuh, goyang. Saya instruksikan supaya diperkuat lagi dengan cara digali ulang. Isi batu, kemudian, laksanakan sesuai ketentuan konstruksi supaya tidak roboh," ungkap Bupati Robi.
Baca juga: Fakta Banjir Bandang di Sikka, dari Sungai Tersumbat hingga Aktivitas Tambang Galian C
Bupati Sikka tidak menyangka kualitas pagar tembok yang dibangun dengan anggaran senilai Rp 4,2 miliar itu sangat buruk.
Saat sidak ke lapangan itu, ia tampak geram dengan pengawas proyek pembangunan. Bahkan ia nyaris menendangnya, namun dapat mengontrol emosi.
"Mana galinya, mana. Suruh bongkar semua ini. Periksa itu. Kamu pengawas, bagaimana. Kamu pakai anting lagi, bagaimana mau ngawas di sini. Ini mau diapakan lagi," ungkap Bupati Robi, Senin (30/12/2019) sore.
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta pihak kontraktor untuk tidak sembarangan dalam melakukan pekerjaan.
Karena pengerjaan yang asal tidak hanya merugikan pemerintah, tapi juga membahayakan keselamatan warga di sekitar ketika roboh.
"Saya bilang, kalau zaman orde baru kamu saya pukul. Kamu cara kerja begini membohongi rakyat. Berbahaya," ujar Bupati Robi.
Baca juga: Banjir Bandang Rendam Puluhan Rumah, Puskesmas, dan Sekolah di Sikka, NTT
Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor : David Oliver Purba, Khairina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.