Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pagar Puskesmas Roboh, Habiskan Anggaran Rp 4,2 Miliar hingga Bupati Geram

Kompas.com - 31/12/2019, 19:58 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Baru sekitar enam bulan dibangun, pagar tembok di Puskesmas Waigete, Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT telah roboh.

Belum diketahui pasti penyebab robohnya pagar itu. Namun, kejadian itu cukup menjadi perhatian warga.

Pasalnya, alokasi anggaran yang digunakan untuk membangun pagar tersebut sedikitnya menghabiskan Rp 4,2 miliar.

Mengetahui pagar tersebut roboh, Bupati Kabupaten Sikka, NTT, Fransiskus Roberto Diogo juga dikabarkan melakukan inspeksi di lapangan, dan marah terhadap pengawas proyek pembangunan.

Berikut ini fakta selengkapnya:

1. Pembangunan proyek telan anggaran Rp 4,2 miliar

Ilustrasi uang. Dok. HaloMoney.co.id Ilustrasi uang.

Proyek pembangunan pagar tembok di Puskesmas Waigete, Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT resmi mulai dikontrakan pada 12 Juli 2019.

Alokasi anggaran untuk pengerjaan pagar tembok tersebut sedikitnya mencapai angka Rp 4,2 miliar.

Adapun anggaran yang digunakan berasal dari dana alokasi khusus (DAK).

Pagar tembok itu masuk dalam paket pembangunan ruang rawan jalan Puskesmas Waigete.

Baca juga: Baru 6 Bulan, Pagar Puskesmas Senilai Rp 4 Miliar di Sikka, NTT, Roboh

2. Diduga cacat konstruksi dan bencana alam

Foto : Tembok pagar puskesmas Waigete, Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT yang ambruk dihantam banjir, Minggu (29/12/2019).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Foto : Tembok pagar puskesmas Waigete, Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT yang ambruk dihantam banjir, Minggu (29/12/2019).

Dari pantauan Kompas.com, ditemukan ada kejanggalan dalam konstruksi yang ada di pagar tembok tersebut.

Pasalnya, kedalaman pondasi pagar tidak lebih dari 20 centimeter.

"Pas kalau pagar tembok ini jebol, memang kerja asal jadi. Kerjanya asal cepat selesai dan dapat uang. Kualitas mereka tidak perhatikan," ujar Nong Marsel, warga Desa Egon kepada Kompas.com, Senin (30/12/2019).

Sementara itu, Kepala Desa Egon, Florianus Anjelinus mengaku belum bisa memastikan penyebab robohnya pagar tembok itu. Namun, selain konstruksi juga diduga karena diterjang banjir.

"Ini yang perlu ditelusuri. Apakah karena kesalahan konstruksi atau bencana," kata Anjelinus.

Baca juga: Pagar Puskesmas yang Baru Dibangun Ambruk, Bupati Sikka Nyaris Tendang Pengawas Proyek

3. Bupati Sikka temukan kejanggalan

Foto : Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo Dokumen Humas Pemda Sikka Foto : Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo

Mendapat laporan terkait robohnya pagar tembok di Puskesmas Waigete, Bupati Kabupaten Sikka, NTT, Fransiskus Roberto Diogo langsung melakukan sidak ke lapangan.

Dalam sidak itu, ia menemukan kejanggalan terhadap konstruksi pagar yang dibangun oleh CV. Hesty Indah tersebut.

Pasalnya, spesifikasi konstruksinya tidak sesuai dengan perencanaan.

Karena temuan itu, ia juga sempat memarahi pengawas proyek.

"Ketika saya tanya, ini fondasi beberapa sentimeter ? Dia bilang sesuai aturan 30 sentimeter. Ternyata setelah saya korek, ternyata batu diletakan di atas tanah. Mungkin galinya 5 sampai 10 sentimeter. Bangunan itu jadinya rapuh, goyang. Saya instruksikan supaya diperkuat lagi dengan cara digali ulang. Isi batu, kemudian, laksanakan sesuai ketentuan konstruksi supaya tidak roboh," ungkap Bupati Robi.

Baca juga: Fakta Banjir Bandang di Sikka, dari Sungai Tersumbat hingga Aktivitas Tambang Galian C

4. Bupati nyaris tendang pengawas proyek

Foto : Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo saat meninjau kondisi SDN Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores; NTT, Jumat (8/11/2019).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Foto : Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo saat meninjau kondisi SDN Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores; NTT, Jumat (8/11/2019).

Bupati Sikka tidak menyangka kualitas pagar tembok yang dibangun dengan anggaran senilai Rp 4,2 miliar itu sangat buruk.

Saat sidak ke lapangan itu, ia tampak geram dengan pengawas proyek pembangunan. Bahkan ia nyaris menendangnya, namun dapat mengontrol emosi.

"Mana galinya, mana. Suruh bongkar semua ini. Periksa itu. Kamu pengawas, bagaimana. Kamu pakai anting lagi, bagaimana mau ngawas di sini. Ini mau diapakan lagi," ungkap Bupati Robi, Senin (30/12/2019) sore.

Dalam kesempatan itu, ia juga meminta pihak kontraktor untuk tidak sembarangan dalam melakukan pekerjaan.

Karena pengerjaan yang asal tidak hanya merugikan pemerintah, tapi juga membahayakan keselamatan warga di sekitar ketika roboh.

"Saya bilang, kalau zaman orde baru kamu saya pukul. Kamu cara kerja begini membohongi rakyat. Berbahaya," ujar Bupati Robi.

Baca juga: Banjir Bandang Rendam Puluhan Rumah, Puskesmas, dan Sekolah di Sikka, NTT

Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor : David Oliver Purba, Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com