Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Durian Tawing Legendaris, Diborong Seharga Rp 22 Juta hingga Ludes Sebelum Masak

Kompas.com - 31/12/2019, 06:05 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Pohon durian setinggi lebih dari 30 meter tersebut sudah terlihat menjulang sejak memasuki gapura Dusun Tawing, Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Warga setempat menyebutnya pohon durian sekembaran atau durian kembar dalam bahasa Jawa karena terdapat 2 pohon durian yang berdampingan berjarak hanya sekitar 5 meter.

Suwarno (61), merupakan generasi ke 5 dari keturunan Mbah Horeg, sesepuh Desa Plumpung  yang menanam pohon durian jenis lokal tersebut.

Kakek Suwarno sendiri meninggal pada usia 116 tahun pada tahun 2008 lalu.

“Kalau umur  pohon ini kemungkinan ada 350-an tahun, karena saya ini sudah generasi ke 5 dari Mbah Horeg yang menanam pohon ini,” ujarnya ditemui di rumahnya, Senin (30/12/2019).

Baca juga: Cumasi, Durian Premium dari Bangka Belitung

Desa Plumpung yang berada di kaki Gunung Lawu dengan limpahan air yang tidak pernah kering, menurutnya, menjadi salah satu faktor  mengapa durian Tawing miliknya bisa bertahan hingga berusia ratusan tahun.

“Jenisnya ini durian lokal, tapi warga dari luar kota menyebutnya durian tawing karena berasal dari Dukuh Tawing,” katanya.

Pohon  durian dengan diameter serangkulan 3 orang tersebut merupakan pohon durian paling tua di Desa Plumpung, bahkan se-Kabupaten Magetan.

Durian tawing milik Suwarno sudah  dikenal oleh pemilik kebun durian di Pulau Jawa  bahkan sampai Kabupaten Gorontalo.

Suwarno juga  sempat diundang oleh pengelola kebun buah mekarsari  untuk mengembangkan  pohon durian miliknya.

Sayang, karena faktor usia, Suwarno mengaku tak bisa berbuat banyak  untuk mengembangkan durian tawing miliknya tersebut.  

“Di sana diajari bagaimana cara mengembangkan durian dengan berbagai cara dan mencicipi berbagai jenis buah durian,” imbuhnya.

Diborong pedagang Rp 22 juta

Menurut Suwarno, keistimewaan durian tawing miliknya adalah rasa durian yang memiliki rasa kelat  pahit saat musim kemarau dan rasa manis saat musim penghujan.

Daging buah durian tawing  juga tebal  dengan tekstur daging yang sangat lembut. Durian tawing memiliki  biji buah yang kecil dan pipih serta memiliki harum yang lembut tidak menyengat seperti durian biasanya.

Buah durian tawing  menurut Suwarno  tidak terlalu besar, rata-rata berdiameter 20 sentimeter. Kulit durian berwarna hijau dengan duri sekeliling buah yang tidak terlalu panjang.

“Tangkai durian tawing pasti pendek dengan warna hijau segar. Ini ciri yang mudah dilihat dibandingkan durian jenis lainnya,” ucapnya.

Baca juga: 5 Tips Berburu Durian di Sentra Kuliner Durian Kalibata

Suwarno mengaku tak pernah menjual buah durian miliknya ke pasar, karena sejak berbunga sudah ada saja warga yang memesan. 

Pada tahun 2014 salah satu pedagang dari Kabupaten Ngawi pernah memborong duriannya yang baru berbunga sebesar 22 juta rupiah.

Karena dijual borongan, banyak penggemar durian tawing yang terpaksa pulang dengan kecewa.

“Setelah diborong, buah durian banyak yang rontok.  Sejak saat itu saya tidak mau jual borongan,” ujarnya.

Kelebihan lain durian tawing dipastikan masak di pohon dan jatuh sendiri.

Suwarno mengaku tidak pernah mengikat buah durian karena kesulitan memanjat pohon durian setinggi 30 meter tersebut.

Dia percaya jika durian yang jatuh secara alami menandakan benar benar sudah tua dan benar benar masak.

Beruntungnya, selama ini meski jatuh dari pohon tidak banyak buah durian yang mengalami kerusakan.

“Kalau pecah ya dibagi sama tetangga,” katanya.

Dalam sekali musim berbuah, pohon durian milik Suwarno mampu menghasilkan 250 hingga 300 buah durian.

Durian tersebut menempel dari batang utama hingga ke pucuk dahan.

Untuk satu buah durian Suwarno menjual dengan harga 100 hingga 125 ribu rupiah, tergantung besar kecilnya buah durian.

Salah satu penggemar durian dari Jakarta, Hasan, mengaku mengetahui durian tawing dari browsing di  internet saat berkunjung ke Telaga Sarangan.

Dia mengatakan tidak banyak durian yang dihasilkan dari pohon yang telah  berusia ratusan tahun. Karena penasaran, Hasan mencari keberadaan pohon durian di dukuh Tawing tersebut.

“Kalau rasa mungkin  kurang lebih dengan durian dari daerah lain. Tapi usia pohon yang mencapai ratusan tahun itu menurut saya langka,” katanya.. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com