Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Fakta Kecelakaan Bus Sriwijaya yang Sebabkan 35 Penumpang Tewas, Juga Angkut Motor

Kompas.com - 27/12/2019, 17:45 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan bus Sriwijaya dengan nomor polisi BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang terjun ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (23/12/2019) malam merupakan tragedi dipenghujung tahun 2019.

Akibat kejadian tersebut, 35 orang penumpang dikabarkan meninggal dunia, dan 13 selamat.

Pasca-kejadian itu, fakta baru pun terungkap, dikutip dari Kompas TV,  kondektur bus Sriwijaya yang mengatakan, penumpang bus lebih kurang 50 orang.

Selain mengangkut penumpang. Sambungnya, bus juga mengangkut satu sepeda motor yang diletakan di bagian belakang.

"Saat kejadian saya tidak tahu, dan tertidur di bagian belakang dekat sepeda motor," katanya dilansir dari Kompas TV.

Untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun langsung ke lokasi kejadian.

Hasilnya, KNKT menduga sopir bus bernama Feri tak mengerem sebelum kendaraan yang dikemudikannya terjun ke jurang.

Dugaan itu berdasarkan tidak adanya bekas pengereman di tempat bus menabrak pembatas jalan.

"Pemeriksaan tim terhadap korban selamat pada kecelakaan tersebut diketahui bus melaju dengan kecepatan tinggi. Tidak ada bekas atau jejak rem di lokasi terjadinya kecelakaan itu," kata Ketua Tim Investigasi KNKT Ahmad Wildan saat melakukan investigasi ke PO Sriwijaya di Bengkulu, Kamis (26/12/2019).

Wildan menambahkan, tidak adanya bekas pengereman di jalan bisa saja akibat rem yang blong.

Namun, dalam kasus bus Sriwijaya, KNKT menduga ada prosedur keselamatan berkendara yang dilanggar sopir bus.

Baca juga: 6 Fakta Baru Kecelakaan Bus Sriwijaya, Bukan Kejadian Pertama hingga KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan

 

Polisi periksa pemilik bus Sriwijaya

Proses evakuasi para korban kecelakaan bus Sriwijaya di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Dari kejadian tersebut 28 orang dinyatakan tewas, Selasa (24/12/2019).KOMPAS.COM/AJI YULIANTO KASRIADI PUTRA Proses evakuasi para korban kecelakaan bus Sriwijaya di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Dari kejadian tersebut 28 orang dinyatakan tewas, Selasa (24/12/2019).

Pasca-kejadian tersebut, penyidik Polda Sumsel mendatangi pemilik bus Sriwijaya yang berada di Bengkulu dan melakukan pemeriksaan, pemeriksaan sendiri dilakukan sejak Kamis (25/12/2019).

"Karena TKP masuk di wilayah Sumsel sehingga kasus ini kita ambil alih. Penyidik juga sudah memeriksa pemilik bus sejak kemarin di Bengkulu. Dengan Polda Bengkulu juga kita koordinasi," kata Supriadi, saat dihubungi, Jumat (27/12/2019).

Supriadi mengatakan, jika terbukti melakukan pelanggaran, tidak menutup kemungkinan pemilik bus akan dikenakan sanksi pidana.

"Kita lihat nanti hasil pemeriksaan, apakah ada kelalaian di sana. Yang jelas, jika memang ada kesalahan akan dikenakan sanksi hukum," ujarnya.

Baca juga: Polisi Periksa Pemilik dari Bus Sriwijaya yang Jatuh ke Jurang dan Tewaskan 35 Orang

 

35 jenazah korban kecelakaan bus Sriwijaya diserahkan ke keluarga

Salah satu jenazah korban kecelakaan bus Sriwijaya yang sudah berhasil diidentifikasi saat diserahkan kepada pihak keluarga di Rumah Sakit (RS) Besemah kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Kamis (26/12/2019).KOMPAS.COM/AJI YULIANTO KASRIADI PUTRA Salah satu jenazah korban kecelakaan bus Sriwijaya yang sudah berhasil diidentifikasi saat diserahkan kepada pihak keluarga di Rumah Sakit (RS) Besemah kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Kamis (26/12/2019).

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumsel Kombes Syamsul Bahar mengatakan, 35 korban kecelakaan bus Sriwijaya yang ditemukan jatuh ke jurang di Liku Lematang saat ini telah terindentifikasi dan telah diserahkan kepada pihak keluarga.

Jenazah terakhir yang berhasil diidentifikasi adalah Sari Sartika (41) yang tercatat sebagai warga Jalan Kasnariansyah, Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Ia ditemukan pada hari kedua evakuasi.

"Seluruh korban yang tewas sudah diserahkan kepada pihak keluarga, terakhir yang teridentifikasi adalah atas nama Sari Sartika warga Palembang," katanya, Kamis (26/12/2019).

Syamsul mengatakan, data yang mereka terima, sampai saat ini seluruh korban kecelakaan bus yang terdata adalah 35 orang dengan rincian 16 laki-laki dan 19 perempuan, 9 di antaranya adalah anak-anak.

Sementara itu, Kepala RSUD Besemah Dian Netha Inggriani menambahkan, untuk 13 korban yang mengalami luka-luka sampai saat ini masih dilakukan perawatan.

Para korban tersebut rata-rata mengalami luka di bagian wajah serta disposisi tulang.

"Ada satu pasien yang patah tulang. Kondisi mereka saat ini sudah sadar, karena memang ketika dievakuasi semuanya dalam kondisi sadar," ungkapnya.

Baca juga: 35 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Sriwijaya Diserahkan ke Keluarga

Diketahui, sebelum terjadi kecelakaan. Bus Sriwijaya berangkat dari Bengkulu Senin (23/12/2019) siang dengan membawa sebanyak 27 penumpang.

Namun di tengah jalan menuju Palembang, Fery sebagai sopir bus diduga mengangkut penumpang lain hingga berjumlah 37 penumpang.

"Berdasarkan laporan dari poll bus, mereka cuma membawa 27 penumpang. Sisanya banyak penumpang gelap," kata Kapolres Pagar Alam AKBP Dolly Gumara.

Karena banyak penumpang gelap, proses identifikasi korban pun menjadi sulit. Polisi tidak bisa menemukan identitas penumpang tersebut.

Baca juga: Masuk Jurang, Bus Sriwijaya Bengkulu-Palembang Diduga Angkut Penumpang Gelap

 

Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra, Firmansyah, Editor: Jessi Carina, Khairina, David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com