Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Penemuan Mayat Bayi di Pondok Pesantren, Ditemukan di Ember hingga Ibu Bayi Tutup Mulut

Kompas.com - 24/12/2019, 15:57 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kasus penemuan jasad bayi di ember milik salah satu santri pondok pesantren di Plaosan, Magetan masih dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Polisi yang menangani kasus itu, hingga berita ini ditayangkan belum bisa menyimpulkan penyebab kematian bayi.

Santri yang diduga sebagai ibu bayi tersebut masih menutup diri dan sedang dirawat di rumah sakit karena kondisinya masih lemah.

Berikut fakta selengkapnya:

1. Penemuan jasad bayi di ember

Ilustrasi mayat bayiKOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI Ilustrasi mayat bayi

Sabtu (21/12/2019), AS, salah satu santri pondok pesantren di Kecamatan Plaosan, Magetan hendak membantu mencucikan pakaian milik temannya, AF. Karena saat itu, AF sedang merasa tidak enak badan.

Namun, saat mengambil pakaian kotor di ember itu, alangkah terkejutnya AS ketika melihat baju AF banyak berlumuran darah dan ditemukan jasad bayi.

"Ketika baju terakhir diambil dari dalam ember, saksi melihat bayi laki-laki dengan posisi tengkurap yang diperkirakan sudah meninggal dunia," kata Kasat Reskrim Polres Magetan Sukatni, Minggu (22/12/2019).

Mendapati temuan itu, AS kemudian melaporkannya kepada pengurus pondok pesantren. Dan pengurus pondok akhirnya melaporkan kepada polisi.

Baca juga: Kasus Mayat Bayi Dalam Ember, Siswi Pesantren yang Juga Ibu Bayi Baru 6 Bulan Mondok

2. Polisi evakuasi mayat bayi

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Menerima laporan tersebut, polisi langsung mengevakuasi mayat bayi ke RSUD Dr Sayidiman, Magetan untuk dilakukan visum.

“Prosesnya masih permintaan keterangan para saksi dan menunggu hasil visum resmi mayat bayi maupun orangtua kandung yang diduga yang melahirkan,” ucap Sukatni.

Sedangkan AF ibu kandung bayi, sekarang masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit yang sama karena kondisinya masih lemah.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Bayi di Ember Pakaian Siswi Pesantren

3. Kesulitan mendapat keterangan

Ilustrasi garis polisi.THINKSTOCK Ilustrasi garis polisi.

Polisi mengaku masih kesulitan untuk mendapat keterangan dari ibu bayi, AF.

Pasalnya, AF yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit itu lebih banyak menutup diri ketika dimintai keterangan oleh polisi.

"Nutup semua, susah dimintai keterangan,” ujar Kasat Reskrim Polres Magetan Sukatni, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (22/12/2019).

Untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus itu, ia mengaku juga sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi.

Hanya saja, sampai saat ini belum bisa disimpulkan penyebab kematian bayi tersebut.

"Untuk penyebab kematian bayi kita masih menunggu hasil otopsi,” imbuhnya.

Baca juga: Kasus Mayat Bayi di Ember Siswi Pesantren di Magetan, Sang Ibu Bayi Tutup Mulut

4. Informasi 6 bulan mondok

Ilustrasi garis polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi garis polisi.

Menyikapi adanya informasi, AF (20) baru sekitar 6 bulan berada di pondok pesantren juga belum bisa dipastikan kebenarannya oleh polisi.

Hal itu karena yang bersangkutan (AF) masih belum bisa memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.

"Informasinya baru enam bulan, tapi kebenarannya belum bisa kita pastikan karena belum bisa dimintai keterangan,” ucap Sukatni.

Selain itu, hinggsa saat ini polisi juga masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian bayi. Alasannya, selain minim informasi juga masih perlu menunggu hasil visum dari rumah sakit.

Penulis : Kontributor Magetan, Sukoco|Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa, Pythag Kurniati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com