Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2019, 21:40 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PAGARALAM, KOMPAS.com - Para petani yang selama ini beraktivitas di dalam kawasan hutan lindung akan direlokasikan ke tempat lain agar habitat satwa yang ada di dalam kawasan hutan tetap terjaga.

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru mengatakan, kerusakan hutan lindung membuat habitat flora dan fauna yang ada di dalamnya menjadi terganggu.

Sehingga ia pun akan melakukan restorasi hutan lindung.

"Restorasi kita akan sosialisasikan, larangan untuk menggunakan hutan lindung juga disampaikan," kata Herman, Jumat (20/12/2019).

"Namun, kita juga ingin mencarikan solusi (petani) dengan merelokasikan mereka." 

Baca juga: Takut Jadi Korban Harimau, Perambah Hutan Lindung Tinggalkan Kebunnya

Restorasi hutan lindung

Salah satu hutan lindung Semidang Alas, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Dalam kawasan hutan lindung ini, merupakan habitat harimau sumatera.KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Salah satu hutan lindung Semidang Alas, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Dalam kawasan hutan lindung ini, merupakan habitat harimau sumatera.
Restorasi hutan lindung menurut Herman sebetulnya selalu dilakukan. Namun, karena kerusakan hutan tersebut terjadi secara masif menimbulkan dampak yang tak terduga.

Seperti halnya konflik antara harimau dan manusia yang terjadi di kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat, hingga menyebabkan tiga petani tewas.

"Kalau kayunya habis, hewan-hewan di dalamnya juga terganggu. Begitu juga pemburuan yang semakin masif ini. Artinya ini ada tangung jawab kita bersama, bagaimana kita mempertahankan flora dan fauna di hutan kita ini. Ini kan titipan anak cucu kita," ujar Herman.

Dengan kejadian konflik tersebut, Herman mengaku saat ini pemerintah setempat harus berupaya mengembalikan kepercayaan di masyarakat dengan menciptakan rasa aman.

Selain itu, semua aktivitas di dalam hutan lindung pun harus dihentikan.

"Stop perusakan hutan, secara tegas saya katakan ini bukan sekedar maklumat. Ini instruksi semua pihak, sama-sama kita tangung jawab, tak bisa kita diamkan terus, karena nanti akan bertambah korban," kata Herman.

Baca juga: Warga di Pagaralam Sumsel Kembali Berkebun Pasca Kasus 3 Serangan Harimau

Objek wisata Tugu Rimau

Kondisi jalur tugu Rimau gunung Merapi Dempo di kota Pagaralam, Sumatera Selatan.DOK. KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Kondisi jalur tugu Rimau gunung Merapi Dempo di kota Pagaralam, Sumatera Selatan.
Pemerintah kota Pagaralam pun diminta Herman untuk kembali melihat tata ruang wilayah hutan lindung.

Sebab, objek wisata Tugu Rimau di gunung Dempo yang selama ini menjadi tempat favorit merupakan kawasan hutan lindung dan habitat harimau.

"tu harus sedikit demi sedikit di-review rencana tata ruang masuk ke daerah. Sebetulnya di sana (Tugu Rimau) tidak ada bangunan spesifik, hanya kebiasaan wisata saja," ujar Herman.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Priyo Widyanto menambahkan, pihak kepolisian akan ikut membantu dalam menjaga kawasan hutan lindung.

Selain itu, beberapa temuan seperti dugaan perambahan hutan akan dilakukan penyelidikan.

"Yang bertanggung jawab atas hutan lindung dinas terkait. Tapi kalau ada kasus pidana tentu di-lidik," singkat Priyo.

Baca juga: Teror Jejak Harimau Palsu di Lahat, Polhut BKSDA: Dibuat dari Kaus Kaki

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com