Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 62.630 Jiwa di 6 Kabupaten Terdampak Banjir di Riau Sejak Pertengahan November

Kompas.com - 20/12/2019, 21:29 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejak pertengahan bulan November 2019, bencana banjir mulai melanda sejumlah wilayah di Riau, akibat tingginya curah hujan. 

Hingga saat ini, berdasarkan data yang yang diterima Kompas.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Kamis (19/12/2019), sudah enam kabupaten yang terdampak banjir.

Jumlah warga yang terdampak banjir dari enam wilayah itu, sebanyak 25.133 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 62.630 jiwa.

Berikut rinciannya.

Baca juga: Siswa SMA dan Nelayan di Riau Hilang Tenggelam di Sungai

1. Kabupaten Kampar

Wilayah yang terdampak 11 kecamatan terdiri dari 57 desa

Jumlah warga yang terdampak 8.350 KK terdiri dari 31.854 jiwa

Sekolah 32 unit

2. Rokan Hulu 

Wilayah yang terdampak 8 kecamatan terdiri dari 23 desa

Warga yang terdampak 3.041 KK terdiri dari 11.426 jiwa 

Sekolah 16 unit

3. Pelalawan 

Wilayah yang terdampak 3 kecamatan terdiri dari 5 desa

Warga yang terdampak 389 KK terdiri dari 976 jiwa

Sekolah 16 unit

4. Kuantan Singingi

Wilayah yang terdampak 11 kecamatan terdiri dari 92 desa

Warga yang terdampak 9.065 KK. Jumlah jiwa belum terdata

Sekolah 22 unit

5. Indragiri Hulu 

Wilayah yang terdampak 8 kecamatan terdiri dari 33 desa

Warga yang terdampak 2.508 KK terdiri dari 10.544 jiwa 

Sekolah 6 unit

6. Rokan Hilir 

Wilayah yang terdampak 2 kecamatan terdiri dari 6 desa

Warga yang terdampak 1.780 KK terdiri dari 7.830 jiwa

Sekolah 2 unit.

Baca juga: Siswa di Kampar, Riau, Terobos Banjir demi Sekolah

Akibat curah hujan tinggi

Seorang warga menggunakan perahu untuk beraktivitas di tengah banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (20/12/2019).KOMPAS.COM/IDON Seorang warga menggunakan perahu untuk beraktivitas di tengah banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (20/12/2019).
Permukiman warga yang terdampak banjir  di Riau ini, rata-rata berada di bantaran  sungai yang berukuran besar.

Seperti Sungai Kampar, Sungai Rokan, Sungai Indragiri dan Sungai Kuantan. 

Ketiga aliran sungai induk ini meluap. Hal itu disebabkan karena tingginya curah hujan dibagian hulu sungai yang berada di wilayah Sumatera Barat.

Sejauh ini, dibeberapa wilayah dibagian hulu sungai genangan banjir sudah mulai surut. 

Namun, dibeberapa wilayah masih cukup parah.

Seperti di Kabupaten Kampar, banjir merendam ratusan rumah warga di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu.

Baca juga: Polda Riau Ringkus Penjual Singa, Leopard hingga Kura-kura Langka

Status tanggap darurat

Warga membawa anak-anaknya berobat ke posko kesehatan akibat terserang penyakit di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/12/2019).KOMPAS.COM/IDON Warga membawa anak-anaknya berobat ke posko kesehatan akibat terserang penyakit di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/12/2019).
Banjir di wilayah paling hilir Sungai Kampar itu, sudah berlangsung sembilan hari.

Ketinggian air di rumah warga, mulai dari 60 sentimeter hingga satu meter.

Kemudian di Kabupaten Rokan Hulu yang lebih parah, yakni banjir di Kecamatan Bonai Darussalam. 

Di kecamatan ini, ada lima desa yang sudah hampir sebulan warga di kepung banjir. Ketinggian air mulai dari 80 sentimeter hingga satu meter lebih.

Selain itu, kondisi banjir Kabupaten Pelalawan, Rokan Hilir dan Indragiri Hulu juga masih cukup parah. Sedangkan di Kabupaten Kuantan Singingi mulai surut.

Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor, mengingat kondisi curah hujan tinggi di Riau. Status berlaku mulai 20-31 Desember. 

Baca juga: Banjir di Rokan Hulu Makin Tinggi, Posko Pengungsian Perlu Ditambah

Bantuan Belum Memadai 

Sejumlah warga di Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau, mengarungi genangan banjir, Minggu (15/12/2019) sore. Sebagian dari mereka baru saja dari luar membeli makanan dan kembali lagi ke rumahnya.KOMPAS.COM/IDON Sejumlah warga di Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau, mengarungi genangan banjir, Minggu (15/12/2019) sore. Sebagian dari mereka baru saja dari luar membeli makanan dan kembali lagi ke rumahnya.
Pemerintah provinsi dan kabupaten bersama petugas kepolisian maupun TNI, telah melakukan penanggulangan dampak bencana banjir.

Misalnya, dari pemerintah melalui BPBD dan Dinas Sosial membuka dapur umum, mendiri tenda darurat, posko pengungsian, posko kesehatan dan memberikan bantuan sembako, pakaian, selimut serta kebutuhan lainnya.

Namun, sejumlah korban banjir menyebut bantuan makanan yang disalurkan pemerintah belum memadai atau tidak mencukupi.

Seperti yang dialami para korban banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Mereka masih sangat membutuhkan bantuan makanan.

"Bantuan dari pemerintah ada. Bantuan berupa beras 2 kilo, minyak goreng seperempat kilo, telur 7 butir dan mie tiga bungkus, per KK. Kalau dibilang cukup tentu belum. Karena kami belum bisa bekerja," akui Surti (32) kepada Kompas.com, Kamis (19/12/2019).

Amiruddin, selaku ninik mamak di Desa Buluh Cina mengaku bahwa dalam kondisi banjir ini warga sangat memerlukan bantuan makanan.

Dia mengatakan, warga yang terdampak banjir di Desa Buluh Cina sekitar 250 KK.

Baca juga: Banjir di Desa Buluh Cina Kampar Masih Tinggi, Rendam Ratusan Rumah

Dapur umum "menghilang"

Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution menyerahkan bantuan sembako kepada korban banjir di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (13/12/2019).KOMPAS.COM/IDON Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution menyerahkan bantuan sembako kepada korban banjir di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (13/12/2019).
Beberapa hari yang lalu, sebut Amiruddin, bantuan sudah disalurkan pemerintah. Namun, jumlahnya belum memadai.

"Bantuan yang kami dapat cuma sedikit. Dua hari sudah habis. Sedangkan kami belum bisa bekerja. Panen sawit gak bisa, cari ikan juga susah. Kebutuhan dapur mulai mau habis. Jadi kami harap bantuan bisa ditambah," ungkapnya.

Dia menambahkan, beberapa hari sebelumnya pemerintah juga telah membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga. 

Tapi sayangnya, kata Amiruddin, dapur umum itu sudah tidak ada lagi.

"Ada sekitar tiga hari dapur umum dibuka di seberang sungai. Tapi sekarang gak ada lagi. Padahal kami masih kebanjiran dan butuh makanan," sebutnya.

Baca juga: Cerita Warga Evakuasi Kambing yang Nyaris Tenggelam Akibat Banjir di Desa Buluh Cina Kampar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com