Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Sabuk Hijau Bandara YIA Menunggu Intensitas Hujan Merata

Kompas.com - 13/12/2019, 15:23 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Tambak jadi sabuk hijau

Penghijauan pantai berada di atas pantai pasir yang tandus hingga 50 hektar. Mayoritas kawasan itu adalah Pakualaman Ground. Pasir ini semula hanyalah hamparan tambak udang. 

Pembangunan sabuk hijau sendiri dilakukan dengan menanam bibit pandan laut, cemara udang dan bibit campuran, meliputi bibit keben, nyamplung dan ketapang.

Bibit ditanam dengan pola khusus sehingga pada saat nanti terwujud kerampatan tumbuhan.

Penanaman dilaksanakan secara multiyears dari 2019 hingga 2021. Tahun pertama penanaman dan dua tahun berikutnya adalah pemeliharaan. 

Tanaman pandan akan menjadi yang terdepan menghadap laut lepas. Penanaman pandan sekitar 10 ha yang berbatasan langsung dengan pantai laut selatan.

"Kalau cemara udang di depan maka tidak sampai 10 tahun akan gosong," kata Sri.

Di belakang pandan akan ditanami cemara udang hingga 30 ha. Lahan sisanya yang juga langsung berbatasan dengan pagar YIA akan ditanami bibit campuran seluas 10 ha.

Baca juga: Upaya Agar Bandara YIA Kulon Progo Ramah Bagi Penyandang Disabilitas

Berguna kurangi dampak tsunami 

Keberhasilan penanaman nanti akan tampak setidaknya 10 rahun kemudian.

Keberhasilan penanaman diyakini memiliki banyak fungsi, utamanya bisa mengurangi energi tsunami yang menerjang bandara YIA, bila terjadi. 

Sri mengungkapkan bahwa perencanaan dan persiapan sudah selesai. Pemerintah daerah juga masih melakukan perapian lahan agar mudah ditanam.

Sambil terus menunggu curah hujan tinggi dan merata, BPSPL dan semua pihak terus membangun komunikasi maupun koordinasi.

"Yang penting hujan cukup, kita aman (menanam). Tidak boleh sesekali hujan. Intensitas hujan rutin. Panas malah bibit mati," katanya. 

Baca juga: Pembangunan Bandara YIA Dikebut untuk Melayani Natal dan Tahun Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com