Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buih Putih Muncul di Pantai Bohay dan Gegerkan Warga Probolinggo

Kompas.com - 10/12/2019, 10:18 WIB
Ahmad Faisol,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Buih atau busa putih yang berasal dari PLTU Paiton muncul di Pantai Bohay, Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Foto buih dengan latar konstruksi PLTU Paiton menyebar di medsos sejak pekan lalu.

Menurut Erfan, warga Paiton, buih putih itu merupakan limbah PLTU.

Erfan mengatakan, buih itu muncul pada Jumat (6/12/2019) sore lalu. Ia mengaku sempat melihatnya langsung.

"Tapi sekarang sudah gak ada, sudah dibersihkan," kata Erfan, Senin (9/12/2019).

Ketua Komunitas Aktivis Lingkungan Binor Green Community (BGC) Anton Sumarsono mengaku awalnya dia mengira buih itu faktor alam yang memang sering dijumpai di laut.

Namun ternyata itu keluar dari outlet PJB UBJOM unit 9 PLTU Paiton. Tapi sekarang sudah normal kembali. Buih-buihnya sudah hilang.

Baca juga: 10 Penyu Mati Misterius, PT Tenaga Listrik Bengkulu: Air Limbah PLTU Tak Mematikan

Menurut Soni, buih-buih itu ketika disentuh dan mengenai kulit, langsung menimbulkan rasa gatal dan agak perih.

Perbaikan mesin klorin

Kepala Bidang Stakeholder Management PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) yang berekedudukan di Surabaya, Doddy Nafiudin mengatakan, buih atau busa putih yang muncul di Pantai Bohay akibat dari perbaikan mesin klorin. 

Saat itu, mesin klorin dimatikan untuk diganti dengan injeksi biocyde. Pada saat bersamaan, alat pengambil sampah di depan inlet kanal dijalankan.

"Jadi ada pengadukan di situ sehingga muncul busa," kata Doddy via pesan singkat, Selasa (10/12/2019).

Menurutnya, PJB melakukan langkah cepat tanggap dalam menangani busa itu.

Dalam tempo 2 jam, busa yang tersebar di sebagian kecil Pantai Bohay dapat dibersihkan dan tidak menimbulkan residu yang berkelanjutan.

Selain itu, PLTU Paiton unit 9, pasca-kejadian, sudah memantau kondisi air laut di Pantai Bohay dan sekitarnya, dari Jumat (6/12/2019) hingga Minggu (8/12/2019).

Lalu pada Senin (9/12/2019), lanjut Doddy, PLTU Paiton 9 bersama tim teknis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo mengambil sampel air laut untuk diuji.

Pengambilan sampel uji air laut dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas air laut masih memenuhi baku mutu.

Baca juga: Penyu Mati Kembali Ditemukan Dekat PLTU Bengkulu, Pemerintah Diminta Usut Serius

 

Hasil yang didapatkan adalah klorin bebas= 0,08 mg/ liter di bawah baku mutu 0,5 mg/liter. Suhu uji air laut adalah 37,2 derajat celcius di bawah baku mutu 40 derajat celcius.

Itu artinya, kata Doddy, bahwa contoh uji air laut masih memenuhi baku mutu yang tertuang dalam izin yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Doddy menambahkan, awalnya, mesin penghasil klorin yang berfungsi agar biota laut tidak menempel di peralatan pipa pendingin mesin pembangkit dalam kondisi proses perbaikan, sehingga dilakukan injeksi pengganti klorin, yaitu Biocyde.

Biocyde merupakan produk yang ramah lingkungan dan dapat terurai secara alami (bio-degradable).

Biocyde ini juga sesuai dengan standar yang teregistrasi dan disetujui oleh Departemen of Environmental and Department Of Transportation United Kingdom, Hongkong – EPA, Hongkong Department of Enviromental Protection, EPA Sydney.

Doddy mengatakan, dalam menghasilkan listrik yang handal dan berkualitas, PLTU Paiton 9 selalu berkomitmen untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan.

Baca juga: 4 Ekor Penyu Kembali Ditemukan Mati di Dekat PLTU Bengkulu

 

Hal ini terbukti dari penggunaan biocyde sebagai pengganti klorin yang juga produk ramah lingkungan (bio-degradable; dapat terurai secara alami) serta penanganan secara cepat dan tepat atas busa yang muncul di sebagian kecil Pantai Bohay.

Meskipun sangat jarang terjadi, untuk mengantisipasi peristiwa serupa terulang, PLTU Paiton 9 meningkatkan keandalan mesin penghasil klorin, memasang sistem pengendali foaming serta penambahan CCTV di saluran sirkulasi air pendingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com