SUMEDANG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum memastikan, empat jalur kereta api yang dibangun zaman penjajahan Belanda akan direaktivasi.
Diketahui, empat jalur kereta api yang akan direaktivasi itu, yaitu jalur Cibatu-Garut-Cikajang sejauh 47, 5 kilometer; Rancaekek (Bandung)-Tanjungsari (Sumedang) sejauh sejauh 11, 5 kilometer; Banjar-Pangandaran-Cijulang sejauh 82 kilometer dan Bandung-Ciwidey sejauh 37, 8 kilometer.
"Reaktivasi empat jalur kereta api zaman Belanda ini merupakan aspirasi masyarakat," ujar Uu kepada KOMPAS.com, usai membuka Kejuaraan Pacuan Kuda Piala Gubernur Jabar di Lapang Pacuan Kuda, Desa Raharja, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Minggu (8/12/2019) siang.
Baca juga: Kapan Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran Dimulai?
Masyarakat yang dimaksud, khususnya warga Sumedang dan Bandung yang sangat membutuhkan moda transportasi baru agar terhindar dari kemacetan.
Uu menuturkan, kawasan Bandung dan Sumedang yang padat penduduk tentunya membutuhkan moda transportasi bebas hambatan. Sehingga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong untuk segera direalisasikan.
Dengan reaktivasi jalur kereta api zaman Belanda ini, alternatif pilihan moda transportasi bagi masyarakat akan lebih banyak. Khususnya mahasiswa yang ada di Sumedang dan Bandung.
Baca juga: Lewat Tur Sejarah Jalur Kereta Api, Jabar Ingin Gaet Turis Eropa
"Termasuk untuk yang Rancaekek-Tanjungsari. Nantinya, masyarakat Sumedang yang biasa beraktivitas pulang pergi ke Bandung, Rancaekek bisa memanfaatkan kereta api ini," tutur Uu.
Uu menambahkan, soal teknis dan waktu pelaksanaan reaktivasi empat jalur kereta api, khususnya jalur Rancaekek-Tanjungsari ini, bisa ditanyakan lebih lanjut ke PT KAI.
"Semua itu (perencanaan dan pelaksanaan) tentunya, tahap demi tahapnya sudah dilakukan oleh PJKA (PT KAI). Yang pasti empat jalur kereta api zaman Belanda di Jawa Barat ini akan segera direaktivasi," kata Uu.
Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka menepis anggapan dinasti politik. Hal ini berkaitan dengan keputusannya maju di Pemilihan Wali Kota Solo. Ia menegaskan ini adalah kontestasi, jadi tidak ada istilah dinasti. Lebih lanjut Gibran juga memaparkan bahwa dalam kontestasi bisa saja ada menang ada kalah. Namun ia pun siap menampilkan yang terbaik, agar bisa bersumbangsih untuk kemajuan Solo. Anggapan dinasti politik ini sebelumnya disuarakan Presiden PKS Sohibul Iman. Dia menyinggung majunya Gibran di Pillwakot Solo dan menantu Jokowi, Bobby Nasution, di Pilwalkot Medan.
Gibran sendiri sudah bertemu dengan sejumlah pihak untuk menyampaikan niatnya maju pilkada, termasuk bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Gibran dijadwalkan mendaftar ke DPD PDI-P Jawa Tengah pada hari terakhir pendaftaran, yakni 12 Desember 2019. Keberangkatan Gibran ke Semarang rencana akan diiringi oleh relawan dari Solo. DPD PDI-P Jawa Tengah pun sebenarnya telah membuka pendaftaran peserta Pilkada serentak di Jateng 2020, mulai 6 hingga 12 Desember 2019.