Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandek Setahun, Proyek Trans-Papua di Nduga Akan Diselesaikan oleh TNI

Kompas.com - 05/12/2019, 15:35 WIB
Rachmawati

Editor


'Pemerintah menganggap masalah Nduga sepele'

Theo Hasegem, Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, mengatakan, operasi militer di Nduga telah menyebabkan krisis kemanusiaan.

Ia mencatat lebih dari 200 warga sipil meninggal akibat konflik bersenjata atau kondisi memperihatinkan di tempat pengungsian, yang menyebabkan mereka sakit hingga kelaparan.

Namun, ia melihat pemerintah menangani hal masalah itu seakan-akan hal yang terjadi adalah hal sepele.

Tokoh gereja di Wamena, Yohanes Djonga, sependapat.

"Saya tidak melihat jalan, solusi yang dibuat oleh pemerintah selain membiarkan orang Nduga seperti saat ini. Sudah satu tahun anak-anak Nduga tidak mendapat pendidikan yang layak," ujar Yohanes.

Baca juga: Mendikbud: Ada Ketimpangan Pendidikan di Wamena dan Nduga Dibandingkan Daerah Lain

Theo Hasegem mendesak pemerintah menunda proyek ini dan melakukan dialog dengan seluruh kelompok masyarakat di Nduga untuk mencari jalan terbaik terkait kasus ini.

"Jangan sampai pembangunan sedang jalan, masyarakat semua mengungsi. Pertanyaannya, pembangunan itu siapa yang mau menikmati?" ujarnya.

Meski keberadaan jalan penting bagi masyarakat, Theo mengatakan, saat ini yang paling penting adalah penyelesaian konflik yang terjadi.

Baca juga: Dikunjungi Mendikbud, Ini Kondisi Pelajar Pengungsi Nduga di Keneyam

Dengan material seadanya, sekolah darurat dibangun Februari silam. Sepekan setelah dibangun, anak-anak pengungsi mulai bersekolah. Jurnalis Warga Dengan material seadanya, sekolah darurat dibangun Februari silam. Sepekan setelah dibangun, anak-anak pengungsi mulai bersekolah.

Namun, menurut Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Jayapura Osman Marbun, jika proyek dibiarkan mangkrak, hal itu akan merugikan negara karena proses pembangunan sudah dimulai.

Di jalur Nduga sendiri, awalnya pemerintah akan membangun 35 jembatan dengan anggaran sekitar Rp 420 miliar. Akibat konflik yang terjadi, baru lima buah jembatan yang dibangun.

Ia menambahkan, penundaan pembangunan pastinya membuat anggaran membengkak meski tidak memberikan rinciannya.

Awalnya, proyek Trans-Papua direncanakan akan beroperasi 100 persen akhir tahun ini.

Dari target membangun jalan sepanjang 4.300 kilometer, sekitar 26 kilometer belum selesai terbangun akibat masalah keamanan.

Baca juga: Baku Tembak dengan KKB di Wamena, Jalur Habema ke Nduga Dibatasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com