"Harusnya orangtua mencari potensi bakat hanya bermain gawai. Atau kalau mereka jago jadi pro player saja sekalian. Kalau mereka senang menulis ya arahakan. Tanya ke anak semakin kita buka komunikasi ke anak, kita semakin tahu, apakah game itu sebagai pelarian, atau memang mereka jago di bidang itu," jelas Ade.
Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mencatat, dari kurun waktu Januari hingga Oktober 2019 terdapat 81 pasien dengan kasus kecanduan game.
Lina Budianti, Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dan Remaja RSJ Provinsi Jabar mengatakan, tiap pekan ia menerima 2-3 pasien dari rentang umur 7-18 tahun dengan masalah kencanduan game.
Lina menjelaskan, merujuk pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorser (DSM) fifth edition yang dirilis American Psychiatric Association sedikitnya ada sembila gejala orang dikategorikan kecanduan game di antaranya permainan game dilakukan terus menerus dalam jangka waktu minimal setahun. Gara-gara hal tersebut, menimbulkan gangguan fungsi personal, pekerjaan, maupun sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.