Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kecanduan Game, Orangtua Diminta Perhatikan Bakat Sang Anak

Kompas.com - 29/11/2019, 11:58 WIB
Dendi Ramdhani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Peran orangtua atau keluarga terdekat sangat penting agar anak terhindar dari kecanduan game.

Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dan Remaja Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat Lina Budianti mengatakan, orangtua harus menjadi role model dalam penggunaan gawai.

"Orangtua harus menjadi role model, jadi contoh untuk anaknya. Jadi orangtua ketika memberikan gadget harus tahu dulu seberapa penting anak itu membutuhkan gadget," kata Lina kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2019).

Baca juga: RSJ Jabar Tangani 81 Pasien Gangguan Jiwa akibat Kecanduan Game

Orangtua, kata Lina, sebisa mungkin harus mengarahkan anak untuk menyukai aktivitas fisik untuk menghindarkan anak tertarik dengan gawai.

"Orangtua juga harus mendorong anaknya melakukan aktivitas fisik. Karena kasus-kasus di kita awalnya seperti itu serba dilarang, dan akhirnya keterusan bermain game," ungkapnya.

Selain itu, orangtua mesti tegas dalam membatasi anak bermain gawai.

Salah satu sebab utama anak kecanduan game, kata Lina, bermula dari pola asuh orangtua yang permisif dan cenderung melakukan pembiaran.

"Karena ada beberapa pasien usia balita yang terlambat bicara bukan masalah lain tapi kurang simulasi keseringan ditaruh di depan komputer. Rekomendasi para ahli terpapar layar untuk anak-anak kurang dari dua jam masih sehat, kalau lebih bisa menimbulkan masalah secara kesehatan fisik dan psikologis," tuturnya.

Baca juga: Cucu Kecanduan Game Online, Neneknya Habis Pulsa Rp 27.000 Per Hari

Lina menghimbau kepada orangtua agar tak segan berkonsultasi dengan dokter, jika mendapati anak mengalami gejala kecanduan game.

"Jika ada perubahan emosi, perilaku dan itu tidak bisa diobati, ditangani oleh orangtua, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi. Jadi kalau ada gejala itu segera dikonsultasikan. Kami punya layanan untuk kesehatan jiwa anak, remaja dan dewasa," jelasnya.

Sementara itu, Psikiater RSJ Provinsi Jawa Barat Ade Kurnia Surawijaya menuturkan, orangtua harus jeli dalam melihat potensi diri anak serta harus membuka komunikasi untuk mengetahui bakat dari dalam diri anak.

 

 

"Harusnya orangtua mencari potensi bakat hanya bermain gawai. Atau kalau mereka jago jadi pro player saja sekalian. Kalau mereka senang menulis ya arahakan. Tanya ke anak semakin kita buka komunikasi ke anak, kita semakin tahu, apakah game itu sebagai pelarian, atau memang mereka jago di bidang itu," jelas Ade.

Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mencatat, dari kurun waktu Januari hingga Oktober 2019 terdapat 81 pasien dengan kasus kecanduan game.

Lina Budianti, Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dan Remaja RSJ Provinsi Jabar mengatakan, tiap pekan ia menerima 2-3 pasien dari rentang umur 7-18 tahun dengan masalah kencanduan game.

Lina menjelaskan, merujuk pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorser (DSM) fifth edition yang dirilis American Psychiatric Association sedikitnya ada sembila gejala orang dikategorikan kecanduan game di antaranya permainan game dilakukan terus menerus dalam jangka waktu minimal setahun. Gara-gara hal tersebut, menimbulkan gangguan fungsi personal, pekerjaan, maupun sosial. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com