Pesanan dari dalam negeri ada dari Blora, Pati, Padang, Jambi, Kalimantan dan daerah lain di Indonesia. Sedangkan dari luar negeri ada dari Australia, Madinah, Jerman, Amerika dan Malaysia.
"Kerajinan ukir yang saya buat ada kaligrafi, pintu nabawi, lampu hias, air mancur, kubah masjid dan lain-lain. Harga bervariasi sesuai tingkat kesulitan pembuatan. Misalnya, lampu hias harganya Rp 20 juta dan kubah Rp 50 juta," tutur dia.
Sumanto tidak sendiri dalam mengembangkan dan membesarkan bisnis kerajinan ukir tembaga dan kuningan. Sumanto dibantu 12 orang pekerja.
Selama ini, Sumanto membeli bahan baku untuk pembuatan kerajinan ukir dari Surabaya dan impor.
Satu lembar tembaga dan kuningan berukuran 1x2 meter harganya Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
Sumanto mengungkap, sempat mengalami kerugian karena kondisi ekonomi yang tidak stabil pada Pilpres 2019.
Baca juga: Dilantik, Risma Akan Pakai Sepatu Buatan Pengrajin Dolly
Bahkan, Sumanto terpaksa harus menjual tanah kapling miliknya untuk menutup kerugian itu.
"Kerugian karena pembengkakan biaya dan waktu. Selain itu, harga bahan baku naik," imbuh dia.
Selesai Pilpres, Sumanto mengaku, kembali menerima banyak pesanan. Pesanan itu meningkat lebih dari 100 persen.
Saat ini, Sumanto sedang menyelesaikan pesanan dari Malaysia.
"Dari Malaysia pesanannya berupa tempat pewangi ruangan tingginya 2,5 meter. Harganya Rp 27 juta," tutur Sumanto.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan