Bersamaan dengan itu, tim INAFIS berjalan menuju mobil dan membawa dua plastik transparan berisi pakaian dan satu plastik berisi botol air mineral yang dipotong setengah berisi sesuatu yang tidak terlihat jelas.
Ketika ditanya, si pembawa barang tersebut hanya diam saja sambil terus berlalu.
Pada pukul 19.00 WIB, tim gabungan itu mulai meninggalkan lokasi.
Garis polisi di rumah tersebut juga sudah dilepas.
Seketika warga berkerumun semakin mendekat. Beberapa orang masih ada yang berjaga di lokasi tersebut.
Baca juga: Fakta Istri Bomber Medan, dari Peran hingga Rencana Meneror Bali...
Kepala Lingkungan 20, Jihadun Akbar mengatakan, rumah pertama yang diperiksa adalah rumah Syamsudin alias Iwan, mertua Syafri. Lalu rumah Rudi Suharto, kemudian rumah Anto.
Rumah Anto berada di belakang rumah Syamsudin. Rumah yang paling sering digunakan kumpul-kumpul adalah rumah Syamsudin.
"Paling sering di rumah Syamsuddin ini yang ada kumpul-kumpul hampir tiap hari. Syamsudin tidak tinggal di situ. Yang tinggal anaknya (Syafri dan istrinya)," katanya.
Ketika ditanya apakah Syamsuddin adalah Iwan yang pergi ke Bengkulu dua bulan yang lalu, Jihadun membenarkannya.
Dikatakannya, sepengetahuannya, Anto adalah orang yang selalu mengajar. Menurutnya, pada hari Senin Rabbial (RMN) datang.
"Kalau Salman (SA) pernah juga kemari karena infonya dia bekerja sama sama tambak kolam kepiting jadi kadang kemari. Tidak sering tapi ada beberapa kali kumpul," katanya.
Sehingga pihaknya terus memantau aktivitas mereka. Pasalnya, selain mengaji di rumah itu, mereka kadang juga pergi ke luar.
"Keresahan masyarakat karena mereka sering kumpul sampai larut malam diatas jam 12 malam. Kadang ada yang pulang dan menginap," katanya.
Jihadun menambahkan, aktivitas seperti itu sudah berlangsung sejak 2013 kemudian dilanjutkan oleh anaknya.