Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Lahan KA Bandara YIA Ricuh, Ratusan Warga Tolak Ganti Rugi Lahan

Kompas.com - 07/11/2019, 15:30 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Warga kecewa, merasa dibohongi

Kekecewaan warga Desa Kaligintung makin melebar.

Mereka mengkritisi bahwa pengukuran lahan, penilaian tanam tumbuh tidak transparan, kurangnya sosialisasi, dan apraisal atau penilaian atas tanah dirasa tidak mengajak warga.

Warga jadi merasa dibohongi.

"Tim apraisal datang, warga tidak diajak. Kita tidak tahu tumbuhan yang mana dihitung diameter berapa. Kalau kita ada sebagai pemilik lahan kan enak," kata Yuni.

Ratusan warga akhirnya memutuskan meninggalkan balai desa di tengah musyawarah. 

Ali Bahroji, 72, warga Dusun Girigondo, Desa Kaligintung, salah satu orang yang memutuskan meninggalkan balai desa.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki lahan seluas 153 meter persegi yang di atasnya berdiri mushala di Siwates. 

Ali mengakui ikut warga lain untuk tidak melanjutkan musyawarah. Menurut dia, nilai yang disampaikan tim apraisal dirasa tidak adil.

"Ditawarkannya gak wajar, misalkan mau bangun rumah dengan harga segitu belum cukup," kata Ali.

Ali berharap ke depan tim lebih terbuka dan wajar mengenai harga tanah.

Baca juga: Jokowi Diminta Perhatikan Permasalahan Pembangunan Bandara Kulon Progo

Pembebasan lahan lancar di desa sebelah

Musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian pengadaan tanah justru adem ayem di desa sebelah Desa Kaligintung, yakni Desa Glagah dan Desa Kalidengen, Kecamatan Temon berjalan lancar.

Musyawarah di dua desa ini berlangsung bahkan lewat pukul 15.00 WIB. 

Koordinator Pengadaan Tanah Jalur KA Bandara YIA dari Balai Teknik Perkeretaapian Klas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, Direktorat Jenderal  Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Ari Pramono membenarkan pelaksanaan musyawarah bentuk ganti kerugian di Glagah dan Kalidengen berjalan lancar. 

Kesepakatan besaran ganti kerugian tercapai antara tim dengan ahli waris atau warga pemilik tanah. Berbeda dengan Kaligintung yang tertunda.

“Glagah dan Kalidengen berjalan lancar. Desa Kaligintung masih menunggu,” kata Ari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com