BORONG, KOMPAS.com - Empat kelas di SMP Negeri 10 di Kampung Gulung, Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur nyaris roboh.
Saat ini, kondisi bangunan sudah miring. Sekolah yang dibangun secara darurat oleh orangtua murid pada 2014 lalu masih jauh dari rasa nyaman bagi siswa dan siswi di sekolah tersebut.
Pasalnya, sekolah ini memiliki lantai tanah, berdinding pelupuh serta tiang penopang dari bambu, bahkan atapnya menggubakan bilahan bambu.
Belum lama ini, orangtua murid mengumpulkan dana senilai Rp 2.000.000 untuk memperbaiki bambu-bambu yang sebagian dimakan rayap. Sebab, jika tak segera ditopang oleh bambu yang baru, maka sekolah ini akan roboh.
Ketua Komite SMPN 10 Kota Komba, Aufridus Tandang menjelaskan bahwa sekolah ini didirikan sejak 2012 lalu. Selama dua tahun, siswa dan siswi yang sekolah di SMPN tersebut belajar dan diajar oleh para pendidik di gedung SDK Gulung saat sore hari.
Baca juga: Atap Sekolah Ambruk, Murid SLB Bundaku Bekasi Mengungsi
Saat itu siswa dan siswi mengeluh bahwa mereka mengantuk dan tidak dapat konsentrasi jika belajar pada sore hari.
Para pendidik pun sepakat mengadakan rapat bersama orangtua murid untuk membangun gedung darurat dengan bahan bangunan dari bambu dan pelupuh bambu, berlantai tanah, walaupun beratapkan seng.
"Gedung darurat dibangun 2014 atas swadaya orangtua murid. Lalu Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur membangun dua gedung yang agak layak yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK). Dua gedung ini diperuntukkan satu kelas untuk siswa kelas III dan satu ruangannya untuk Kantor, ruang guru dan perpustakaan," jelasnya kepada Kompas.com di halaman gedung sekolah tersebut, Sabtu, (2/11/2019).
Kepala Sekolah SMPN 10 Kota Komba, Marselinus Sadin menjelaskan bahwa pihak sekolah sudah mengajukan tiga proposal kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur untuk membangun gedung sekolah sesuai yang disampaikan dari pihak Dinas, namun hingga saat ini proposal itu belum terwujud.
"Pihak Dinas meminta kami untuk ajukan proposal pembangunan gedung sekolah. Permintaan itu kami wujudkan dengan membuat proposal dan menghantar ke Dinas. Kami bolak balik Gulung-Lehong untuk menghantar proposal, namun belum terwujud," kata dia.
Baca juga: Dipenuhi Lumpur Saat Hujan, Begini Kondisi Sekolah di Pedalaman Flores...
"Jadi kami pasrah saja dengan keadaan ini dimana gedung darurat yang kini kondisinya sudah miring," imbuhnya.
Marselinus menjelaskan, pihak sekolah menunggu janji dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manggarai Timur agar gedung sekolah darurat itu dibangun yang permanen demi kenyamanan belajar dari siswa dan siswi serta tenaga pengajar di sekolah ini di masa akan datang.
"Kami hanya berharap lewat doa yang terus disampaikan saat memulai pembelajaran di pagi hari di sekolah ini," jelasnya.
Ketua OSIS SMPN 10 Kota Komba, Fergilius Delfiano Jun dan seorang siswi Kelas VII A SMPN, Santriana Ida serta para pendidik selalu memanjatkan doa agar Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bisa memerhatikan dan membangun gedung sekolah tersebut
"Setiap pagi sebelum masuk kelas, kami hanya berdoa kepada kepada Tuhan agar gedung sekolah yang dalam keadaan darurat dan nyaris roboh bisa dibangun oleh Pemerintah."