Berawal dari modal Rp 5 juta
Winda menceritakan, saat membuka usaha kopi cokelat itu, dia hanya bermodalkan Rp 5 juta.
Modal itu dibelikan untuk kopi dan cokelat dengan kualitas yang cukup bagus.
Jika di kafe-kafe dijual satu gelas Rp 20.000-Rp 25.000, di Ngocok Yuk hanya Rp 10.000-Rp 15.000, padahal kualitasnya hampir sama.
"Kalau di kafe tentu ada sewa kafenya. Sementara kita menjual di gerobak atau mobil yang tidak membutuhkan sewa. Tentu harganya lebih murah," kata Winda.
Pada akhir 2017, jualan Winda baru booming. Penjualannya melonjak drastis hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Karena booming, banyak pihak lain tertarik menggunakan brand Ngocok Yuk dan menjadi waralaba.
Waralaba Ngocok Yuk pun menyebar hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia, seperti Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Barat.
"Saat ini tercatat ada 75 waralaba Ngocok Yuk. Rata-rata satu waralaba bisa menampung 5 pekerja dengan penghasilan rata-rata Rp 3 juta per hari," kata Winda.
Menjadi pembicara dan dapat penghargaan
Melejitnya usaha Winda membuat dirinya sering diminta memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa dan wirausaha pemula.