Salin Artikel

Cerita Winda Dirikan Usaha Minuman "Ngocok Yuk", Berhenti Jadi Dosen hingga Raup Omzet Puluhan Juta

Sebelum membuka usahanya, Winda ternyata merupakan seorang dosen. Namun, profesi itu dia tinggalkan dan memilih membuka usaha kopi cokelat.

Winda merupakan tamatan magister Jurusan Biologi Universitas Andalas. Ia menjadi dosen pada 2010 di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Padang, Sumatera Barat.

Tiga tahun menjadi dosen, Winda memutuskan berhenti dan memilih membuka usaha kafe di Pekanbaru.

Dari kafe itu, Winda terinspirasi membuat brand minuman kopi cokelat dengan akronim Ngocok Yuk.

"'Ngocok Yuk itu singkatan dari ngopi cokelat. Saya pilih kopi cokelat karena menyasar konsumen pria dan wanita," kata Winda yang dihubungi Kompas.com, Jumat (1/11/2019).

Winda mengatakan, biasanya pria lebih menyukai kopi dan wanita menyukai cokelat.

Untuk menyasar segmen milenial yang datang berpasangan, menurut Winda, Ngocok Yuk merupakan pilihan yang pas.

"Si pria bisa memesan kopi dan wanitanya pesan cokelat. Kalau kita menyediakan kopi saja atau cokelat saja, tentu jualan kita tidak lengkap," ujar Winda.


Berawal dari modal Rp 5 juta

Winda menceritakan, saat membuka usaha kopi cokelat itu, dia hanya bermodalkan Rp 5 juta.

Modal itu dibelikan untuk kopi dan cokelat dengan kualitas yang cukup bagus.

Jika di kafe-kafe dijual satu gelas Rp 20.000-Rp 25.000, di Ngocok Yuk hanya Rp 10.000-Rp 15.000, padahal kualitasnya hampir sama.

"Kalau di kafe tentu ada sewa kafenya. Sementara kita menjual di gerobak atau mobil yang tidak membutuhkan sewa. Tentu harganya lebih murah," kata Winda.

Pada akhir 2017, jualan Winda baru booming. Penjualannya melonjak drastis hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Karena booming, banyak pihak lain tertarik menggunakan brand Ngocok Yuk dan menjadi waralaba.

Waralaba Ngocok Yuk pun menyebar hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia, seperti Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Barat.

"Saat ini tercatat ada 75 waralaba Ngocok Yuk. Rata-rata satu waralaba bisa menampung 5 pekerja dengan penghasilan rata-rata Rp 3 juta per hari," kata Winda.

Menjadi pembicara dan dapat penghargaan

Melejitnya usaha Winda membuat dirinya sering diminta memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa dan wirausaha pemula.


Winda pun sering berkeliling Indonesia untuk menjadi pembicara. Tercatat, Winda pernah mendapatkan piagam penghargaan dari Jakarta, Bandung, Padang, dan daerah lain.

"Pekerjaan saya bertambah dengan menjadi pembicara untuk mahasiswa dan wirausaha pemula. Saya diminta menularkan ilmu," kata Winda.

Kesempatan menjadi pembicara itulah membuat dirinya merasa puas.

Winda memang bercita-cita menjadi pengusaha sukses yang menularkan ilmunya kepada pengusaha pemula, terutama kepada warga yang kurang mampu.

"Hampir sebagian waralaba saya diisi oleh mahasiswa dan warga yang kurang mampu. Namun, mereka memiliki tekad untuk maju dan berkembang," kata Winda.

Sebelumnya diberitakan, anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, Sumatera Barat, mengamankan satu unit mobil usaha minuman kopi cokelat  Ngocok Yuk.


Mobil tersebut diamankan karena diduga memakai merek dan slogan yang melanggar norma budaya serta agama.

Mobil Suzuki Carry itu diamankan pada Rabu (30/10/2019) ke Kantor Satpol PP Padang. Sementara pemiliknya JF (27) diminta membuat surat perjanjian agar mengganti merek usaha Ngocok Yuk.

"Kita mendapatkan laporan adanya brand usaha kopi cokelat Ngocok Yuk, Makin Dikocok Makin Nikmat. Setelah kita datangi, ternyata memang benar dan selanjutnya kita bawa ke kantor," kata Kepala Satpol PP Padang Al Amin yang dihubungi Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

https://regional.kompas.com/read/2019/11/01/17520751/cerita-winda-dirikan-usaha-minuman-ngocok-yuk-berhenti-jadi-dosen-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke