Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Bau Limbah PT RUM Sukoharjo, Tidur di Depan Rumdin Bupati hingga Desak Izin Dicabut

Kompas.com - 28/10/2019, 17:55 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Adapun dampak dari bau limbah PT RUM membuat warga muntah-muntah, susah tidur, tenggorokan kering hampir sama seperti kejadian sebelumnya.

Baca juga: Protes Bau Menyengat Limbah Pabrik, 40 Warga Bermalam di Rumah Dinas Bupati

3. Penjelasan PT RUM terkait bau limbah

Sekretaris PT Rayon Utama Makmur, Bintoro Dibyo Seputro, mengatakan delapan bulan terakhir operasional PT RUM berjalan dengan baik.

Begitu pun dengan limbah yang dikeluarkan dari sisa produksi. Namun, pada 8 Oktober 2019 saat dilakukan pemeliharaan sekaligus perbaikan, justru bau limbah pabrik rayon tersebut cukup menyengat.

"Pada saat terjadi perbaikan itulah semua pipa pipa reaksi dibuka. Ketika dibuka terjadi emisi gas keluar (cukup mengganggu). Itu diakibatkan karena cuaca ekstrem yang sangat tinggi sekali. Sehingga emisi gas yang keluar menjadi dua kali. Baunya luar biasa," katanya.

Baca juga: Di Hari Sumpah Pemuda, Dua Kelompok Mahasiswa UNM Tawuran

4. PT RUM mengaku sudah berusaha hilangkan bau

Ilustrasi racun.Shutterstock Ilustrasi racun.

PT RUM mengaku, untuk menghilangkan bau limbah tersebut pihaknya menerjunkan tiga alat pengurai bau selama 24 jam non stop.

Biasanya pada hari biasa hanya dua alat yang diterjunkan. Ini dilakukan agar bau limbah segera hilang.

"Sekarang sudah jauh lebih baik. Ambang batasnya itu terproduksi satu ton produk serat itu dibolehkan mengeluarkan 30 kilogram. Kita menekan supaya tidak ada penambahan mungkin sekarang tinggal dua kilogram," ungkapnya.

Baca juga: Transaksi Prostitusi di Kota Batu Rp 65 Juta, PA Hanya Dapat Rp 15 Juta

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Aprillia Ika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com