MAMASA, KOMPAS.com - Puting beliung melanda Desa Lisuan Ada, Kecamatan Sesenapadang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) sejak tiga hari terakhir hingga Kamis (24/10/2019).
Tercatat belasan rumah, rumah adat, hingga kantor kepala desa porak poranda akibat puting beliung yang terus melanda wilayah desa ini.
Warga desa selalu lari pontang-panting saat kejadian, lantaran hingga kini tidak ada posko pengungsian yang dibangun pemerintah daerah setempat.
Salah satu warga bernama Daniel P mengatakan, warga setempat mengalami trauma akibat bencana puting beliung yang terus menerus terjadi.
Baca juga: Mamasa Diterjang Puting Beliung
Menurut dia, angin puting beliung selalu terjadi sejak sore dan berhenti saat subuh atau dini hari.
Umumnya rumah warga mengalami kerusakan atau patah terjadi pada bagian rangka atap, dinding dan tiang penyangga bangunan.
“Karena panik warga berlarian saat rumahnya digoyang-goyang angin puting beliung,” kata Daniel P.
Warga berlarian karena takut terkena reruntuhan bangunan rumahnya sendiri.
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang 3 Desa di Boyolali, Anak-anak Takut Pergi Sekolah
Sementara warga lain bernama Datu mengatakan, saat kejadian puting beliung dia baru tertidur pulas di rumahnya.
Dia terbangun lantaran rumahnya bergoyang-goyang karena diterpa puting beliung. Tak lama kemudian, rangka dan atap rumahnya berterbangan.
“Saya sempat lari keluar rumah, tapi setelah anginnya reda saya kembali lagi karena tak ada tempat mengungsi, lagi pula saya hanya sendiri di rumah,” kata Datu.
Sebagian warga yang rumahnya jadi korban bencana puting beliung memilih tetap bertahan tinggal di rumanya.
Alasannya selain karena tak ada tempat pengungsian, pemerintah daerah setempat juga tak mendirikan posko pengungsian korban bencana.
Warga mengaku stres terus menerus didera bencana puting beliung.
Warga yang stres diguncang gempa selama beberapa hari terakhir berupaya membenahi rumahnya sendiri.
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang 3 Desa di Boyolali, 20 Rumah Rusak