Rahmanto yang ingin segera sampai di rumah sakit, turun dari mobil. Dia nekat melintasi palang pintu perlintasan kereta api.
"Saya turun, lari menyeberang rel sembari membopong korban," kata Rahmanto.
Di seberang rel, dia mencari bantuan supaya bisa segera sampai ke rumah sakit.
Baca juga: Bocah 3,5 Tahun Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Ibunda: Kalau Bisa Nyawa Bayar Nyawa
Kebetulan saat itu, ada warga yang sedang nongkrong. Dia kemudian meminta tolong diantarkan ke rumah sakit.
Warga bergegas mengantar korban dengan menggunakan sepeda motor. Saat melintas di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, tiba-tiba sepeda motornya mogok.
Tanpa pikir panjang, Rahmanto langsung berlari menuju Rumah Sakit Jasa Kartini.
Jarak Masjid Agung ke rumah sakit tersebut hanya sekitar 150 meter.
Saat mendapat penangan pertama, nyawa korban sudah tak ada.
4. Pelaku ditangkap saat hadiri pemakaman korban
Penyidik Satreskrim Polres Ciamis menangkap Asep ketika menghadiri pemakaman korban di daerah Sukaraja, Tasikmalaya, Senin
Sebelumnya, korban sebenarnya hendak dikebumikan. Namun pihak ayah kandung korban menolaknya. Mereka meminta jenazah korban diotopsi.
5. Ayah kandung curiga anaknya tewas dianiaya
Ayah kandung korban, Deden Syamsulbahri mencurigai anaknya tewas karena dianiaya.
Hal ini karena dia melihat ada luka lebam di wajah korban.
Dia pun meminta jenazah anaknya tidak dikubur lebih dahulu. Dia melaporkan kejadian ini ke Polsek Cikoneng. Deden pun meminta polisi mengotopsi jenazah korban.
Kecurigaannya ini rupanya benar. Pelaku ditangkap polisi tak lama setelah Deden melaporkan kejadian ini.
6. Ibu korban minta pelaku dihukum berat
Yesi Mulyasari (26), ibunda Alvin Putra Syamsulbahri sangat kecewa terhadap perbuatan suaminya itu. Dia meminta Asep dihukum setimpal.