Salin Artikel

7 Fakta Bocah 3,5 Tahun Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Upaya Penyelamatan Dramatis hingga Nyawa Bayar Nyawa

Korban mengalami luka lebam di wajah.

Kini pelaku sudah ditahan di Mapolres Ciamis. Berikut ini fakta seputar tewasnya bocah 3,5 tahun di tangan ayah tiri:

1. Penganiayaan terjadi saat pelaku mabuk

Asep tengah dalam kondisi mabuk saat membawa korban ke rumah orangtuanya, atau nenek korban.

Sebelum kejadian, pelaku menenggak minuman keras jenis ciu di pinggir jalan tak jauh dari rumah kontrakannya.

Tiba di rumah, menurut pengakuan pelaku, korban rewel dan menangis. Dia pun membawa korban ke rumah neneknya.

Selama di perjalanan, korban terus menangis. Pelaku mengeluarkan kata-kata ancaman kepada korban. Namun, korban tidak berhenti menangis.

"Pelaku hilang kesabaran karena anak tetap menangis. Anak dipukuli pelaku hingga pingsan," ujar Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso saat ekspos kasus di Mapolres Ciamis, Selasa (22/10/2019).

Korban dipukul sepuluh kali di bagian kepala dan perut. Pelaku menurunkan korban dari sepeda motor lalu menganiayanya.

Namun menurut ibu korban, Yesi Mulyasari, korban sama sekali tidak rewel saat kejadian.

Malah korban sangat senang diajak naik motor.

"Dia suka naik motor," kata Yesi.

2. Pelaku berdalih korban sakit kejang

Pasca penganiayaan, korban tidak sadarkan diri. Pelaku kemudian pergi ke rumah kenalannya, tak jauh dari lokasi kejadian.


Dia meminta bantuan agar membawa korban ke Puskesmas Sindangkasih.

"Dia bilang Alvin step (kejang)," kata M Rahmanto, warga yang dimintai tolong oleh pelaku.

Tanpa pikir panjang, Rahmanto langsung membawa korban ke Puskesmas Sindangkasih yang tak jauh dari rumahnya.

Korban sempat mendapat pertolongan pertama di puskesmas.

Namun karena kondisi memburuk, Rahmanto dan Asep membawa korban ke Rumah Sakit Jasa Kartini di Kota Tasikmalaya.

Ibu korban, Yesi Mulyasari mengatakan, saat berada di puskesmas kondisi korban sudah lemas.

Selang infus terpasang di tangan, korban juga dipasangi oksigen oleh perawat.

Saat di puskesmas itu, Yesi melihat wajah korban lebam-lebam. Saat dia menanyakan apakah korban dianiaya, pelaku hanya terdiam.

3. Penyelamatan dramatis

Setelah dari puskesmas, Rahmanto dan pelaku membawa korban ke Rumah Sakit Jasa Kartini di Kota Tasikmalaya.

Saat itu kebetulan sopir ambulans tidak ada, sehingga mereka memesan taksi online.

Dalam perjalanan, laju mobil sempat terhenti di perlintasan kereta api di daerah Simpang Lima, Kota Tasikmalaya.

Tiba-tiba pintu perlintasan kereta menutup tanda kereta akan lewat.


Rahmanto yang ingin segera sampai di rumah sakit, turun dari mobil. Dia nekat melintasi palang pintu perlintasan kereta api.

"Saya turun, lari menyeberang rel sembari membopong korban," kata Rahmanto.

Di seberang rel, dia mencari bantuan supaya bisa segera sampai ke rumah sakit.

Kebetulan saat itu, ada warga yang sedang nongkrong. Dia kemudian meminta tolong diantarkan ke rumah sakit.

Warga bergegas mengantar korban dengan menggunakan sepeda motor. Saat melintas di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, tiba-tiba sepeda motornya mogok.

Tanpa pikir panjang, Rahmanto langsung berlari menuju Rumah Sakit Jasa Kartini.

Jarak Masjid Agung ke rumah sakit tersebut hanya sekitar 150 meter.

Saat mendapat penangan pertama, nyawa korban sudah tak ada.

4. Pelaku ditangkap saat hadiri pemakaman korban

Penyidik Satreskrim Polres Ciamis menangkap Asep ketika menghadiri pemakaman korban di daerah Sukaraja, Tasikmalaya, Senin

Sebelumnya, korban sebenarnya hendak dikebumikan. Namun pihak ayah kandung korban menolaknya. Mereka meminta jenazah korban diotopsi.

5. Ayah kandung curiga anaknya tewas dianiaya

Ayah kandung korban, Deden Syamsulbahri mencurigai anaknya tewas karena dianiaya.

Hal ini karena dia melihat ada luka lebam di wajah korban.

Dia pun meminta jenazah anaknya tidak dikubur lebih dahulu. Dia melaporkan kejadian ini ke Polsek Cikoneng. Deden pun meminta polisi mengotopsi jenazah korban.

Kecurigaannya ini rupanya benar. Pelaku ditangkap polisi tak lama setelah Deden melaporkan kejadian ini.

6. Ibu korban minta pelaku dihukum berat

Yesi Mulyasari (26), ibunda Alvin Putra Syamsulbahri sangat kecewa terhadap perbuatan suaminya itu. Dia meminta Asep dihukum setimpal.


"(Dihukum) seberat-beratnya. Kalau bisa nyawa bayar nyawa," kata Yesi.

7. Salam terakhir korban

Sesaat sebelum kejadian, korban diajak Asep ke rumah orangtuanya, atau nenek korban.

Senin dini hari sekitar pukul 00.17, Asep membonceng korban dengan sepeda motornya.

Kata Yesi, korban memang selalu senang jika diajak naik motor.

"Setelah naik motor dia bilang, 'dadah Mamah, dadah Caca (kakak perempuan korban), Alvin ke rumah nenek dulu'," ujar Yesi.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/24/11044471/7-fakta-bocah-35-tahun-tewas-dianiaya-ayah-tiri-upaya-penyelamatan-dramatis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke