Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita Nasir Bongkar Makam Ibunya | Gibran Dikabarkan Siap Maju Pilkada Solo

Kompas.com - 16/10/2019, 06:56 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang seorang penderita gangguan jiwa di Desa Kedungsumur, Pakuniran, Probolinggo, yang membongkar makam ibunya dan membawanya ke rumah, menjadi trending di Kompas.com hari kemarin.

Nasir, nama penderita gangguan jiwa itu, mengaku rindu dengan ibunya yang sudah dimakamkan selama 40 hari.

Sementara itu, kisah tragis seorang siswa SMP berinisial YSS di Kota Kupang, juga menjadi sorotan.

Dari hasil penyelidikan polisi, YSS diduga memendam rasa dendam terhadap ayahnya, Antonius Sinaga, yang telah membunuh ibu korban.

Rasa dendam tersebut gagal dilakukan karena hingga saat ini Sinaga masih mendekam di penjara.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kisah Nasir bongkar makam ibunya sendiri

Ilustrasi makam.Shutterstock Ilustrasi makam.

Menurut Kapolsek Pakuniran Iptu Habi Sutoko, Nasir nekat membongkar makam ibunya, Sumarto, karena rindu.

Nasir yang merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara diketahui menderita gangguan jiwa berat.

Sementara itu, dari keterangan salah satu warga bernama Amin, Nasir menggali makam seorang diri setelah Sumarto meninggal dunia 40 hari lalu.

Nasir nekat menggali makam ibunya yang berada di tengah hutan dan jauh dari desa.

"Nasir membongkar makam ibunya seorang diri saat kematian ibunya menginjak 40 hari. Setelah itu, Nasir mengangkat jenazah ibunya dan membawanya pulang ke rumah. Agar tidak diketahui orang, Nasir memasukkan jenazah sang ibu ke dalam karung dan kemudian menggotongnya," katanya, Senin (14/10/2019).

Baca berita selengkapnya: Nasir Nekat Bongkar Makam dan Bawa Pulang Jasad Ibu, Ini yang Dialaminya

2. Kisah tragis siswa SMP di Kupang yang tewas gantung diri

Ilustrasi gantung diri.SHUTTERSTOCK Ilustrasi gantung diri.

Tim penyelidiki Kepolisian Sektor Oebobo akhirnya berhasil mengungkap penyebab YSS (14), pelajar salah satu SMP di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas gantung diri.

"Diduga korban melakukan bunuh diri karena tidak dapat membunuh ayah kandungnya Antonius Sinaga," ungkap Kapolsek Oebobo Kompol Ketut Saba, kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2019) pagi.

Menurut Saba, YSS selama ini menyimpan dendam terhadap ayahnya Antonius Sinaga karena membunuh ibunya pada 2012.

Setelah kasus pembunuhan itu, kata Saba, Antonius Sinaga pun mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Penfui Kupang.

Baca berita selengkapnya: Siswa SMP di Kupang Bunuh Diri karena Tak Bisa Bunuh Ayahnya

3. Saat Wali Kota Surabaya minta bantuan KPK...

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma mengungkap alasan mengapa dirinya harus meminta bantuan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) untuk merebut kembali sejumlah aset milik Pemerintah Kota Surabaya.

Menurutnya, setiap kali ada persidangan di pengadilan soal sengketa tanah dan bangunan, pihaknya mengaku selalu membuat laporan ke KPK untuk dibantu dalam hal supervisi atau pengawasan.

Hal yang sama berlaku dalam kasus aset Pemkot Surabaya di Jalan Pemuda 17 yang bersengketa dengan PT Maspion.

"Saya selalu buat surat waktu persidangan soal aset itu," kata Risma, Senin (14/10/2019).

Baca berita selengkapnya: Alasan Risma Minta Bantuan KPK untuk Rebut Kembali 4 Aset Pemkot Surabaya

4. Perjuangan para siswa di Flores saat kemarau melanda

Siswa-siswi SDI Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT memikul air ke sekolah, Senin (14/10/2019). Mereka harus berjalan 5 km setiap hari dengan memikul air di atas kepala menuju sekolah. KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Siswa-siswi SDI Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT memikul air ke sekolah, Senin (14/10/2019). Mereka harus berjalan 5 km setiap hari dengan memikul air di atas kepala menuju sekolah.

Kemarau panjang yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) mengakibatkan warga mengalami krisis air bersih.

Akibatnya, para siswa pun harus mencari air bersih, sekadar untuk keperluan sekolah seperti menyiram toilet dan menyirami tanaman.

Hal ini dialami siswa-siswi sekolah dasar inpres (SDI) Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores.

"Setiap hari kami pikul air ke sekolah untuk siram toilet dan bunga. Kami jalan kaki dari rumah sejauh 5 kilometer ke sekolah," kata Maria Nasrin, salah seorang siswi, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2019).

Itu dilakukan siswa-siswi karena di sekolah tidak ada jaringan air bersih di wilayah sekolah ini berdiri.

Baca berita selengkapnya: Cerita Siswa-siswi SD di Flores Pikul Air 5 Km Tiap Hari untuk Siram Toilet Sekolah

5. Gibran mengaku siap dan akan all out saat Pilkada Solo

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (kanan) bersiap memberikan keterangan pers usai menyerahkan berkas pendaftaran anggota PDI Perjuangan di kantor DPC PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/9/2019). Gibran Rakabuming Raka daftar menjadi kader PDI Perjuangan sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo pada Pilkada tahun 2020 mendatang.ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (kanan) bersiap memberikan keterangan pers usai menyerahkan berkas pendaftaran anggota PDI Perjuangan di kantor DPC PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/9/2019). Gibran Rakabuming Raka daftar menjadi kader PDI Perjuangan sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo pada Pilkada tahun 2020 mendatang.

Ternyata, keinginan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wali kota di Pilkada Solo 2020 sudah bulat.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Forum Muda Visioner Solo yang merupakan pendukung Gibran di Pilkada 2020, Antonius Yogo Prabowo, saat dikonfirmasi Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/10/209).

"Kami kemarin diundang ke rumah Mas Gibran. Kami sudah branding (Mas Gibran) jangan-jangan kami bertepuk sebelah tangan. Tapi ternyata tidak. Di luar dugaan jawaban Mas Gibran luar biasa," kata Yogo.

Dalam pembicaraannya itu, ungkap Yogo, Gibran siap bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan di Solo.

"Mas Gibran mengatakan 'Saya all out, saya siap untuk bertarung di pencalonan kepala daerah. Dan, saya siap memaparkan banyak planning dan visi misi untuk membangun Solo'," kata Yoga menirukan Gibran.

Baca berita selengkapnya: Keinginan Gibran Maju di Pilkada Solo Sudah Bulat

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani; Kontributor Maumere, Nansianus Taris; Kontributor Surabaya, Ghinan Salman; Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com