Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Mati Suri, BRT Makassar Akan Kembali Beroperasi

Kompas.com - 11/10/2019, 19:13 WIB
Hendra Cipto,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Pahlevi melanjutkan, harusnya program BRT ini harus dilihat kondisi jalur atau jalanannya baru diberi mobil BRT oleh Kementerian Perhubungan.

“Ini program diberi mobil dulu, baru dipikirkan jalannya,” ujar dia.

Faktor lainnya, kata Pahlevi, waktu tempuh yang lama menggunakan BRT di Kota Makassar.

“Siapa sih yang mau pakai BRT kalau sampai tujuan sekitar 40 menit. Paling orang galau yang mau naik. Mendingan mereka pilih kendaraan pribadi yang cepat sampai tujuan,” ujar dia.

Saat ditanya soal Pemkot Makassar telah menandatangani MoU dengan GIZ, Pahlevi menjelaskan bahwa program yang sudah ada dikaji kembali.

“Bukan Pemkot Makassar yang mengadakan itu, tapi program nasional yang merupakan program Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Sulsel. Karena jalur Mamminasata ini berkantor di Kota Makassar,” ucap Pehlevi.

Pihaknya juga akan memperbaiki halte yang rusak.

Pahlevi menyampaikan, antara BRT dan ojek online tidak akan bersaing. Baik BRT dan ojek online punya pasar masing-masing. 

Beroperasi 2014

Bus Rapid Transit (BRT) awalnya diyakini menjadi solusi kemacetan di Makassar, Sulawesi Selatan.

BRT telah beroperasi di Kota Makassar sejak 2014.

Namun, BRT kurang diminati oleh masyarakat dan saat ini kalah bersaing dengan transportasi online.

Awalnya, BRT beroperasi di Kota Makassar atas kerjasama pemerintah pusat dengan Pemrov Sulawesi Selatan.

Baca juga: BRT Baru Jangkau 23 Persen Wilayah DKI Jakarta

Namun, seiring berjalannya waktu, BRT di Makassar tidak bisa berkembang dan kurang diminati masyarakat.

BRT memiliki 11 koridor yang beroperasi di Kota Makassar, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa hingga di Kabupaten Takalar.

Sangkin sepinya peminat, halte BRT yang belum dioperasikan di Kabupaten Gowa dan Takalar telah rusak

Sebagian dinding yang terbuat dari besi telah hilang diambil orang. Halte juga tampak berdebu dan telah dicoret-coret berbagai macam tulisan dan gambar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com