Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Mati Suri, BRT Makassar Akan Kembali Beroperasi

Kompas.com - 11/10/2019, 19:13 WIB
Hendra Cipto,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Makassar akan kembali mengoperasikan bus rapid transit (BRT) untuk mengurangi kemacetan di Sulawesi Selatan.

Pemkot Makassar  bekerjasama Deutsche Gesellschaft Internationale Zusammenarbeit (GIZ) yang mendapatkan mandat dari Pemerintah Republik Federal Jerman, Pemerintah Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, dan Konfederasi Swiss yang diwakili oleh State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss. 

Plt Walikota Makassar Iqbal Suhaeb telah mendatangani (MoU) terkait sinergi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan proyek percontohan atau Sustainable Urban Transport Indonesia Nationally Appropriate Mitigation Action (SUTRI NAMA).

Serta MoU Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (Indobus) dengan Kementerian Perhubungan yang diwakili oleh Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, dan Pemprov Sulsel yang diwakili Plt Kepala Bappeda Sulsel, Rudy Jamaluddin, di Jakarta, Selasa (8/10/2019). 

Baca juga: Bupati OKU Usulkan Ongkos BRT Baturaja Dibayar Menggunakan Sampah

Iqbal mengatakan, pada 2020 akan dilakukan studi kelayakan dan kemudian tahun 2021 persiapan konstruksi.   

“Insya Allah tahun 2022 BRT akan beroperasi," ucap Iqbal, saat dikonfirmasi, Kamis (10/10/2019).

Iqbal berharap dengan kerja sama ini dapat menghadirkan moda transportasi massal yang dapat menjadi alternatif pilihan bagi warga Makassar sehingga dapat menekan tingkat polusi udara. 

Terkait BRT yang saat ini mati suri, Iqbal enggan berkomentar banyak. Ia menyebut program tersebut ditangani Pemprov Sulsel.

“Kalau ini program, baru MoU dan akan dalam proses pengkajian dulu. Tidak langsung ada, nanti tahun 2021 baru dibuat dan akan beroperasi 2020,” ujar dia.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Pahlevi menyampaikan, tidak mengetahui jumlah BRT yang ada saat ini.

Pahelevi menyampaikan, dari 11 koridor di jalur Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa), Takalar yang disingkat Mamminasata, hanya satu koridor yang beroperasi.

“Saya tidak tahu berapa jumlahnya BRT yang ada, karena itu program lama yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan langsung. Saya baru menjabat ini sebagai Plt Kadishub Sulsel. Tapi setahu saya, hanya ada satu koridor sekarang yang beroperasi,” ujar dia.

Terkait BRT di Makassar yang mati suri, Pahlevi menilai ada beberapa faktor. 

Pertama, masyarakatnya yang belum sadar akan moda transportasi umum. Kedua, Sulsel diberi BRT tanpa melihat jalurnya dan tanpa dilihat besar jalanannya.

Sehingga BRT di Makassar satu jalur dengan kendaraan lainnya. Hal ini berbeda dengan BRT yang ada di Jakarta

Pahlevi melanjutkan, harusnya program BRT ini harus dilihat kondisi jalur atau jalanannya baru diberi mobil BRT oleh Kementerian Perhubungan.

“Ini program diberi mobil dulu, baru dipikirkan jalannya,” ujar dia.

Faktor lainnya, kata Pahlevi, waktu tempuh yang lama menggunakan BRT di Kota Makassar.

“Siapa sih yang mau pakai BRT kalau sampai tujuan sekitar 40 menit. Paling orang galau yang mau naik. Mendingan mereka pilih kendaraan pribadi yang cepat sampai tujuan,” ujar dia.

Saat ditanya soal Pemkot Makassar telah menandatangani MoU dengan GIZ, Pahlevi menjelaskan bahwa program yang sudah ada dikaji kembali.

“Bukan Pemkot Makassar yang mengadakan itu, tapi program nasional yang merupakan program Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Sulsel. Karena jalur Mamminasata ini berkantor di Kota Makassar,” ucap Pehlevi.

Pihaknya juga akan memperbaiki halte yang rusak.

Pahlevi menyampaikan, antara BRT dan ojek online tidak akan bersaing. Baik BRT dan ojek online punya pasar masing-masing. 

Beroperasi 2014

Bus Rapid Transit (BRT) awalnya diyakini menjadi solusi kemacetan di Makassar, Sulawesi Selatan.

BRT telah beroperasi di Kota Makassar sejak 2014.

Namun, BRT kurang diminati oleh masyarakat dan saat ini kalah bersaing dengan transportasi online.

Awalnya, BRT beroperasi di Kota Makassar atas kerjasama pemerintah pusat dengan Pemrov Sulawesi Selatan.

Baca juga: BRT Baru Jangkau 23 Persen Wilayah DKI Jakarta

Namun, seiring berjalannya waktu, BRT di Makassar tidak bisa berkembang dan kurang diminati masyarakat.

BRT memiliki 11 koridor yang beroperasi di Kota Makassar, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa hingga di Kabupaten Takalar.

Sangkin sepinya peminat, halte BRT yang belum dioperasikan di Kabupaten Gowa dan Takalar telah rusak

Sebagian dinding yang terbuat dari besi telah hilang diambil orang. Halte juga tampak berdebu dan telah dicoret-coret berbagai macam tulisan dan gambar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com