Rumah Bung Tomo di Kota Malang Mulai Dibongkar

MALANG, KOMPAS.com - Rumah Soetomo atau Bung Tomo di Jalan Ijen Nomor 6 Kota Malang sudah rusak, Rabu (9/10/2019).

Perlahan, bagian rumah kuno itu dibongkar untuk diganti dengan bangunan baru. Terutama rumah bagian belakang yang sudah dihancurkan menjadi puing.

Tidak seperti sebelummya saat rumah itu masih utuh dan menyimpan berbagai koleksi foto Bung Tomo dan keluarganya. Rumah itu menjadi saksi keberadaan Bung Tomo di Malang.

Lokasi rumah pejuang Kemerdekaan itu juga sudah ditutup dengan seng sehingga pengerjaan yang ada di dalam tidak tampak dari luar.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Sulistina Sutomo Ingin Rumah Bung Tomo Diperbaiki

Ahmad, salah satu pekerja bangunan itu mengatakan, rumah Bung Tomo itu sudah berpindah kepemilikan.

Rumah itu sudah menjadi milik seseorang yang ada di Malang. Rencananya, rumah Bung Tomo itu akan dibongkar dan diganti dengan bangunan hunian baru.

"Mau dijadikan rumah tinggal juga. Kalau bentuknya tidak tahu," kata dia.

Ahmad mengaku, pengerjaan di rumah Bung Tomo itu sudah sejak dua minggu yang lalu.

Sebelum dijual dan dibongkar, rumah cagar budaya itu sempat dijadikam Posko Pemenangan untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu.

Saat itu, anak ke-4 Bung Tomo, yakni Ratna Sulistami Sutomo yang datang langsung menemani Sandiaga di rumah itu.

Sementara itu, petugas Satpol PP Kota Malang bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang mendatangi rumah yang sudah dibongkar itu dan meminta supaya pengerjaan untuk sementara dihentikan.

"Tadi saya sih berpesan kepada Pak Ahmad, untuk sementara supaya ditangguhkan dulu," kata Sekretaris TACB Kota Malang, Agung Buana.

Baca juga: Keluarga Jadikan Rumah Bung Tomo sebagai Posko Pemenangan Prabowo-Sandiaga

Agung mengaku, pihak Satpol PP masih akan memanggil orang yang telah membeli rumah tersebut.

Pihaknya masih terus mengkaji nilai sejarah yang ada di balik rumah Bung Tomo itu. Meskipun, rumah Bung Tomo itu berada di kawasan cagar budaya yang seharusnya dilindungi.

Di kawasan itu berderet rumah-rumah peninggalan Belanda. Kawasan itu merupakan kota mandiri di zamannya.

Namun, tidak sedikit rumah cagar budaya yang sudah rusak, bahkan beralih fungsi.

"Apakah bangunan ini memiliki arti penting dan strategis kami masih mendalami," kata dia.