Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lubang Sebesar Sumur Pascagempa di Ambon, BMKG Sebut Fenomena "Sand Boil"

Kompas.com - 29/09/2019, 12:32 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pascagempa berkekuatan 6.8 magnitudo di Ambon, lubang sebesar sumur muncul di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Lubang tersebut muncul di perkampungan warga dan juga di pesisir pantai desa tersebut.

"Ada banyak lubang yang muncul di sini, besarnya itu seperti perigi," kata Ibrahim salah satu warga Liang.

Baca juga: Lubang Sebesar Sumur Muncul di Perkampungan dan Pantai Usai Gempa, Ini Penjelasan BMKG

Menurutnya, lubang-lubang itu muncul dan menyemburkan air bercampur tanah dan juga pasir saat terjadi gempa.

Ibrahim mengaku tidak mengetahui persis berapa jumlah lubang yang ada di desanya tersebut.

"Ada banyak di pantai juga ada, saya tidak hitung," ujarnya.

Baca juga: Wali Kota Ambon Tetapkan Masa Tanggap Darurat Bencana Gempa Selama 14 Hari

 

Sand boil

Warga Kota Ambon masih mendirikan tenda di Lapangan Galunggung, Kecamatan Sirimau Ambon, Jumat (27/9/2019).KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Warga Kota Ambon masih mendirikan tenda di Lapangan Galunggung, Kecamatan Sirimau Ambon, Jumat (27/9/2019).
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin mengatakan kemungkinan fenomena tersebut terjadi saat gempa berkekuatan besar mengguncang daerah tersebut.

"Kalau saya lihat gambarnya itu seperti kaya habis semburan gitu ya. Itu istilahnya fenomena sand boil," kata Andi kepada Kompas.com, Sabtu (28/9/2019).

Fenomena sand boil atau semburan pasir menurut Andi terjadi karena saat gempa ada rekahan terbuka pada zona di bawah pijakan.

Ditambah tekanan air bawah tanah melalui pori-pori, memicu munculnya semburan.

Baca juga: Hingga Sabtu Malam, 500 Kali Gempa Susulan Guncang Ambon

Fenomena tersebut menurut Andi adalah fenomena biasa yang terjadi akibat dampak sekunder dari gempa besar.

"Sand boil, itu semburan itu karena saat gempa ada rekahan ada zona-zona yang rekah di bawah kita, ini kan ada air tanah jadi ada rekahan yang terbuka terus ditambah tekanan dari bawah makanya air yang dibawa ini melewati pori-pori keluar bercampur material pasir," jelasnya.

Ia mengatakan warga tak perlu panik dan mengaitkan hal tersebut dengan tsunami.

"Itu biasa terjadi saat gempa besar, itu fenomena yang biasa terjadi saat gempa besar, itu istilahnya dampak sekunder dampak ikutan saat gempa besar," tambahnya.

Baca juga: Update Gempa Ambon: 30 Korban Meninggal dan 156 Luka-Luka

SUMBER: KOMPAS.com (Rahmat Rahman Patty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com