Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Indonesia Ingin Jadikan Kereta Api sebagai Angkutan Utama

Kompas.com - 28/09/2019, 12:04 WIB
Reni Susanti,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta insan-insan perkeretaapian untuk meningkatkan kualitas. Sebab, Indonesia ingin menjadikan kereta api sebagai angkutan utama.

"Indonesia ingin menjadikan kereta api sebagai angkutan yang utama, baik di perkotaan maupun antarkota," ujar Budi di sela peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Kereta Api di Bandung, Sabtu (28/9/2019).

Budi mengatakan, ekspektasi masyarakat Indonesia terhadap kereta api sangat tinggi. Itu terlihat dari besarnya pengguna kereta api.

Di Jakarta, sebanyak 1,2 juta orang setiap hari menggunakan kereta api. Begitu juga dengan angkutan antarkota atau antarprovinsi seperti Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya.

"Orang mendambakan kereta api, luar biasa," ucapnya.

Baca juga: HUT ke-74, PT KAI Resmi Luncurkan Kereta Istimewa

Oleh karena itu, yang namanya inovasi mutlak diperlukan. Hal ini yang membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) selalu membuat inovasi sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan.

"Mau eksekutif ada, ekonomi ada, ini dipikirkan, ada cross subsidi. Kita kenal TOD (transit oriented development) gunakan itu sebagai tempat menarik sehingga semua orang senang. Utamakan kereta sebagai angkutan utama," ucap Budi.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, dalam satu tahun ke belakang, KAI telah menorehkan berbagai inovasi layanan untuk masyarakat.

Inovasi antara lain fitur KA lokal, reduksi, pembatalan, dan perubahan jadwal di aplikasi KAI Access, peluncuran KA Luxury 2, penambahan frekuensi dan rute baru untuk KA Penumpang dan Barang, serta pengembangan stasiun.

Baca juga: Kompas.com Raih Penghargaan dari PT KAI

Selama periode Januari-Agustus 2019, KAI telah mengantarkan 283,5 juta penumpang, naik 1 persen dari periode yang sama di tahun 2018 yaitu 279,6 juta penumpang.

Sedangkan untuk angkutan barang KAI telah mengangkut 30,9 juta ton barang, naik 5 persen dari periode yang sama di tahun 2018 yaitu 29,5 juta ton barang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com